Awal Ramadan, Penjualan Pakkat Khas Mandailing Natal Meningkat

Awal Ramadan, Penjualan Pakkat Khas Mandailing Natal Meningkat
Pedagang membelah Pakkat untuk mengambil isinya dan dijual kepada pembeli di Jalan Letda Sudjono Medan, Minggu (26/3/2023). (ANTARA/M Sahbainy Nasution)

Analisadaily.com, Medan - Penjualan Pakkat, makanan khas Mandailing Natal meningkat pesat capai 100 persen di Kota Medan pada bulan suci Ramadan 1444 Hijriah

"Alhamdulillah, awal Ramadan ini penjualan Pakkat sangat meningkat, karena bahan ini dijadikan lalapan untuk berbuka puasa," kata Dani yang berjualan di Jalan Letda Sudjono, Medan, Minggu (26/3).

Kata dia, untuk di luar bulan Ramadan biasanya habis hanya 300 batang atau dua ikat. Sementara pada Ramadhan ini, kata Dani bisa mencapai 10 ikat atau mencapai 1000 batang rotan muda.

"Kalau Ramadan banyak peminatnya, karena sangat enak kalau dijadikan lalapan untuk makan setelah berbuka puasa," ujarnya.

Agar memenuhi permintaan yang meningkat itu, Dani memesannya sampai di kawasan Langga Payung, Kabupaten Labuhan batu Selatan dan Gunung Tua, Kabupaten Padang Lawas Utara.

Sama halnya dikatakan Putra Siregar. Ia mengaku, omzet penjualan Pakkat ini terbilang cukup baik. Mengingat, awal Ramadhan ini saja banyak peminatnya.

"Hanya saja, kendala yang kami hadapi penjual pakkat itu bahan baku dari Kota Pinang yang sementara mengalami banjir. Jadi, para pengambil bambu rotan di sana memiliki kendala, alhasil pendistribusian melambung. Semoga banjir di sana cepat surut," harapnya.

Pakkat adalah makanan khas Mandailing Natal yang merupakan jajanan favorit saat Ramadan. Harga yang dibandrol oleh pedagang tiga batang Rp10 ribu. Hampir di semua daerah di Sumut banyak yang menjual makanan khas ini Mandailing dan Tapanuli Selatan ini.

Pakkat merupakan dari batang rotan muda. Namun, tidak semua batang rotan bisa digunakan, hanya pucuk batang rotan muda yang dipakai untuk membuat Pakkat ini. Rotan muda ini kemudian dibakar lalu diambil bagian dalamnya.

Terpisah, salah satu pembeli Ikhsan Nasution mengaku rutin membeli Pakkat di bulan Ramadan ini. Alasannya, bambu rotan muda ini sangat cocok untuk menjadi lahapan dengan sambal.

"Apalagi ini makanan khas Mandailing, jadi teringat kampung juga kalau makanan Pakkat. Hari biasa pun saya juga sering beli kalau melintas di kawasan ini," ucapnya.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi