Pancur Sembilan ini merupakan pemandian air panas bersumber dari mata air Pertetekan, Gunung Sibayak. Pemandian ini masih diperuntukan khusus bagi warga setempat, masyarakat dari luar tidak ada yang tahu lokasinya.

Itu karena lokasinya cukup jauh ke dalam hutan, akses kendaraan belum ada, sehingga membuat Pancur Siwa tidak dikenal, terutama bagi warga di luar Tanah Karo.

Muliadi Sembiring (54) warga Desa Semangat Gunung menyampaikan, Pancur Siwa pengelolaannya masih tradisonal, berdinding atap rembia, tidak ada toilet dan tempat ganti pakaian.

"Kelebihannya, mata air dari Gunung Sibayak, dialirkan dari bambu dan pipa plastik ke lokasi pemandian, tanpa kolam, airnya diyakini murni panas gunung," kata dia, Selasa (6/6).

Salah seorang pengunjung, P Barus (60), warga Desa Tanjung Barus Kecamatan Barusjahe, mengatakan Pancur Siwa diyakini bisa mengobati penyakit, rematik, penggumpalan darah dan gatal-gatal.

"Badan kurang enak, pegal, ngilu mandi di Pancur Siwa dapat menghilangkan penyakit di badan," ucapnya.

"Masuk ke pemandian Pancur Siwa tidak dipungut biaya (gratis), kebiasaan setelah orang mandi, mereka minum di kedai kopi kita. Pemandian ini dikenal masyarakat sekitar Desa Semangat Gunung, wisatawan belum banyak tahu," tutur pemilik lahan pemandian Pancur Siwa, yang tidak ingin namanya dituliskan.

(DIK/CSP)