"Dan kami sangat berharap, ini juga menjadi momentum bagi kita semua sebagai bentuk kesadaran bersama. Bangkit bersama pasca kita menghadapi berbagai cobaan, baik sifatnya terkait pandemi Covid-19," kata Syarmadani di Lapangan Merdeka, Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Kamis (29/6).

Dia menambahkan, terkait inflasi dan berbagai permasalahan lain, mudah-mudahan dengan kebaikan ini kedepan kehidupan semakin baik.

Guru Besar UINSU Medan, Prof Ansari Yamamah, dalam khutbah mengatakan ibadah Haji atau kurban memberikan pesan yakni harus menjadi orang-orang yang berani, jujur dan adil dalam menegakkan kebenaran dan mencegah segala kemungkaran.

"Karena itu, orang-orang yang beriman sesungguhnya merekalah yang dapat memegang kunci keadilan itu," ucap Ansari.

Kemudian agar orang-orang yang beriman itu, mempunyai kepedulian sosial, rasa persaudaraan, rela untuk berbagi kebahagiaan. Selanjutnya, ibadah kurban ini mengajarkan kepada kita untuk keberanian mengurbankan Ismail-ismail, berhala-berhala atau sesuatu dan membuat kita jauh kepada Allah SWT.

Bahwa, dialog spiritual antara Nabi Ibrahim dan Ismail AS serta dihadiri Siti Hajar, mengajarkan ada dialog yang berbeda antara 2 generasi. Generasi muda yang mempunyai rasa hornat kepada orang tua, rasa hormat kepada pemimpin, mendidik mereka dan mempunyai rasa kasih sayang.

"Dan tentu juga peristiwa ini mengajarkan bagaimana mengajar generasi muda kita, generasi yang benar siap dengan kekuatan iman, persaudaraan, kepedulian, ilmu pengetahuan menghadapi perubahan jaman digitalisasi yang berkembang pesat hari ini," tuturnya.

Setelah mengikuti salat Idul Adha, Syarmadani mengikuti penyembelihan hewan kurban sebanyak 3 ekor sapi di halaman parkir Balai Kota.

(CHA/CSP)