Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Realisasi investasi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) semester I tahun 2023 mengalami pertumbuhan 15,75% jika dibanding periode sama tahun 2022. Semester I tahun 2023 realisasi investasi mencapai Rp 22,206 triliun, sedangkan pada tahun 2022 mencapai Rp 19,184 triliun.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, bersama Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, telah berkomitmen kuat untuk meningkatkan nilai investasi di Sumut.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut, Arief S Trinugroho mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut telah memberikan dukungan berupa insentif dan kemudahan kepada para investor.
“Pemprov Sumut telah mengeluarkan peraturan daerah (Perda) Nomor 3 tahun 2023 tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi. Begitu banyak peluang dan kerja sama yang dapat kita jalin. Di tahun 2023 ini target investasi di Sumut Rp 50 triliun,” ujarnya di Medan, Selasa (22/8).
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumut Faisal Arif Nasution menambahkan, pada tahun 2022 realisasi investasi di Sumut mencapai Rp 41,676 triliun. Jumlah ini melampaui dari yang ditargetkan sebesar Rp 39,3 triliun.
Jadi, katanya, Sumut siap menyambut para investor baik investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA). Faisal juga mengatakan, investasi di Sumut tumbuh pesat karena lokasinya strategis serta banyaknya potensi investasi.
Seperti di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, Kawasan Industri Medan (KIM), Danau Toba Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Bus Rapid Trans (BRT) Mebidangro, dan Sport Centre, Kawasan Industri Kuala Tanjung, dan Airport City Kuala Namu.
Di tahun 2023 ini melalui North Sumatra Invest telah menjaring/maping project dari 33 kabupaten/kota di Sumut untuk masuk menjadi prioritas dipromosikan dan sedang persiapan dokumen Investment Project Ready to Offer (IPRO) yaitu Pembangunan Pusat Pasar Berastagi di Kabupaten Karo, objek wisata di kawasan pelabuhan lama dan pengembangan kawasan wisata Pulau Poncan di Kota Sibolga, pengembangan pelabuhan perikanan dan kawasan wisata di Nias Utara, kawasan Bukit Lawang Tangkahan di Langkat, dan PT Dirga Surya untuk pembangunan MICE.
Faisal menyebutkan, ada lima sektor yang diminati para investor baik PMDN dan PMA pada semester I tahun 2023. Kelima sektor itu yakni listrik, gas, dan air dengan nilai investasi Rp 3,55 triliun. Kemudian industri makanan Rp 3,38 triliun, industri kimia dan farmasi Rp 3,05 triliun, transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp 2,84 triliun, dan pertambangan Rp 2,33 triliun.
Ia melanjutkan ada lima daerah yang paling banyak diminati oleh investor baik PMDN dan PMA. Pertama adalah Kabupaten Simalungun Rp 4,72 triliun, Kota Medan Rp 3,87 triliun, Kabupaten Tapanuli Selatan Rp 2,86 triliun, Kabupaten Deliserdang Rp 2,38 triliun, dan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Rp 1,7 triliun.
“Kalau untuk investor asing yang paling besar nilai investasinya adalah Singapura, investasinya sebanyak Rp 5,9 triliun. Kemudian Belanda nilai investasinya Rp 3,36 triliun. Ada juga negara British Virgin Island Rp 375 miliar, Malaysia Rp 284 miliar, dan Swiss Rp 204 miliar,” sebut Faisal.
Ia mengatakan, sebelumnya investor luar negeri dan dalam negeri sudah berkunjung ke Sumut dan pihaknya sudah mengenalkan KEK Sei Mangke yang merupakan industri berbasis agro. Kemudian Kuala Tanjung yang mampu mengakomodir industri skala besar dengan Pelabuhan Kuala Tanjung berkapasitas 400 ribu TEUs kontainer dan 3,5 juta curah cair.
“Investor asal Malaysia dan Thailand itu, melihat potensi perkebunan karet, bahan baku karet, dan pengolahannya. Ada juga potensi-potensi investasi lainnya yang ada di Sumut yang sudah kami kenalkan kepada para investor,” ujarnya.
(REL/RZD)