Ridha Dharmajaya Minta Masyarakat Jauhi Pinjaman Online

Ridha Dharmajaya Minta Masyarakat Jauhi Pinjaman Online
Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI), Prof. Dr.dr Ridha Dharmajaya (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Belakangan ini, pinjaman online terus menjamur di tengah masyarakat. Memanfaatkan aplikasi digital lewat media gadget, masyarakat akan mudah mendapatkan pinjaman online baik itu ilegal ataupun non ilegal. Kendati dianggap sebagai solusi instan bagi masyarakat di tengah sulitnya kehidupan, namun disarankan untuk tidak mencoba meminjamnya.

Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI), Prof. Dr.dr Ridha Dharmajaya, mengatakan pinjaman online merupakan sebuah jebakan yang membuat masyarakat kehilangan kebebasan dan sulit untuk keluar dari jebakan tersebut.

"Sebaiknya pinjaman online ini dijauhkan. Memang saat ini ekonomi sulit sehingga masyarakat gampang terpengaruh apalagi adanya iklan yang berseliweran bahkan mudahnya proses pencairan yang tanpa disadari itu adalah jebakan. Karena setelah itu, masyarakat selaku konsumen akan kehilangan kebebesan karena data pribadi mereka dimiliki oleh penyedia jasa pinjaman," kata Ridha, Sabtu (30/9).

Alhasil, ketika tidak mampu membayar yang terjadi adalah peminjam akan mendapatkan teror dan orang-orang terdekatnya yang bersentuhan dengan kontak yang tersimpan ikut juga dihubungi.

"Tak jarang orangnya akhirnya memilih menghindar dan lebih tertutup bahkan ada juga yang sampai bunuh diri karena gak tahan dengan teror dari si pemberi pinjaman online," ucapnya.

Apalagi kondisi yang harus dicermati, masyarakat masih banyak yang belum melek Perbankan. Sehingga mudah sekali meminjam tanpa memikirkan jangka panjangnya. Ini menjadi masalah. Menurutnya cara tersebut sama halnya seperti negara yang terjebak dengan pinjaman luar negeri.

Tentu saja negeri ini juga akan kehilangan kebebasannya. Negara menjadi patuh terhadap pemberi pinjaman agar tidak mendapatkan kesulitan.

"Kita ketahui juga beberapa aplikasi pinjaman online ini juga muaranya dari negara luar. Akhirnya bukan hanya negara tapi kita juga telah terjebak pinjaman dengan luar. Dan bukan hanya uang yang tersedot masyarakat juga akan kehilangan kemerdekaannya," tutur Ridha.

Menyikapi hal itu, dia berharap pemerintah lebih respons menyikapi dengan memberikan solusi yang strategis.

"Kita berharap ada bantuan pemerintah misalnya dengan merangsang daya beli masyarakat atau juga bantuan emergency untuk memenuhi kebutuhan seperti biaya hidup dan biaya pendidikan, sehingga masyarakat tidak berfikir lagi meminjam di aplikasi online. Yang penting kebutuhan dasar masyarakat bisa terpenuhi lah," tutupnya.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi