10 Kursi dari Dapil I untuk DPRD Sumut Milik Siapa?

10 Kursi dari Dapil I untuk DPRD Sumut Milik Siapa?
DPRD Sumut (Analisadaily/Istimewa)

Oleh: Rizal R Surya

PEMILIHAN Anggota Legislatif (Pileg) 2024 merupakan bagian dari Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024 bersama pemilihan presiden (pilpres). Waktu pelaksanaannya, 14 Februari 2024, atau hanya dua bulan lebih lagi.

Secara formal "pertarungan" baru dimulai pada 28 November 2023, yaitu saat dimulainya masa kampanye selama 75 hari. Namun "genderang perang" sudah ditabuh pada 3 November 2023 saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan daftar calon tetap (DCT) peserta Pemilu 2024.

Bagaimana peta persaingan di Sumatera Utara (Sumut), khususnya untuk DPRD Sumut? Untuk kursi DPR RI yang terdiri atas tiga dapil, sudah dibahas dalam tiga tulisan terdahulu. Persaingan cukup seru. Khusus untuk Dapil Sumut I yang meliputi Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebingtinggi, terjadi "perang bintang". Bahkan ada yang menyebut "dapil neraka".

Pertarungan untuk merebut kursi DPRD Sumut dari Dapil I Sumut tidak kalah seru. Di samping sejumlah petahana (incumbent), persaingan di dapil ini diramaikan sejumlah nama yang "naik kelas" dari DPRD Medan juga nama lama yang kembali "turun gunung".

Dapil I Sumut terdiri atas 11 Kecamatan yaitu, Medan Kota, Medan Denai, Medan Deli, Medan Belawan, Medan Amplas, Medan Area, Medan Marelan, Medan Labuhan, Medan Tembung, Medan Perjuangan, dan Medan Timur. Dapil ini menyediakan 10 kursi.

Pada Pileg 2019, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra unggul dibanding partai lainnya dengan masing-masing meraih dua kursi. Empat kursi sisanya dibagi rata empat partai, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Nasdem.

Kursi PDIP diraih Rudy Hermanto yang memperoleh 25.861 suara dan Artha Berliana Samosir (21.493 suara). PKS; Salman Alfarisi (50.841) dan Jumadi (19.333). Gerindra; Tia Ayu Anggraini (18.431) dan M. Aulia Rizki Agsa (14.256).

Sedangkan empat kursi sisanya diraih, Irham Buana Nasution, Golkar (8.833), M. Faisal, PAN (32.149), Parlaungan Simangunsong, Demokrat (17.658), dan Mustafa Kamil Adam, NasDem (9.221).

Dalam perkembangannya, M. Aulia Rizki Agsa dipecat oleh Partai Gerindra karena mendukung calon presiden (capres) Anies Baswedan. Namun Agsa langsung "ditampung" dan ikut berkontestasi dalam Pileg 2024 melalui NasDem. Agsa dapat nomor urut 3.

Sementara Parlaungan Simangunsong, diganti (penggantian antar waktu/PAW) oleh Meilizar Latief. Parlaungan sendiri tetap akan "bertarung" pada Pileg 2024 dengan "perahu" Partai Golkar. Parlaungan dapat nomor urut 4.

Dari nama-nama di atas hanya Tia Ayu Anggraini yang tidak akan bertarung lagi. Lainnya akan tetap "fight" meski beberapa di antaranya berpindah partai.

Tetap Seru

Meskipun demikian persaingan akan tetap seru dengan munculnya "jagoan" baru. Gerindra misalnya. Meski "kehilangan" Tia Ayu dan Agsa akan diperkuat Ihwan Ritonga yang naik kelas dari DPRD Medan. Ihwan Ritonga yang mendapat nomor urut 1, saat ini merupakan Wakil Ketua DPRD Medan dan Ketua DPC Partai Gerindra Kota Medan.

Ihwan akan berjuang bersama dengan Surianto (4) untuk mempertahankan dua kursi Gerindra di Dapil 1 Sumut. Seperti Ihwan, Surianto yang sering dipanggil Butong, saat ini merupakan anggota DPRD Medan. Selain itu Gerindra juga diperkuat Robert Lumban Tobing (2) dan AR Krisman Purba (8). Robert pernah duduk di DPRD Sumut sebagai pengganti Astrayuda Bangun (2014-2019). Krisman Purba sendiri dikenal sebagai tokoh pemuda.

PDIP sebagai "penguasa" DPRD Sumut, di Dapil 1 Sumut, tidak tinggal diam. Selain tetap diperkuat dua petahana, Rudy Hermanto (9) dan Artha Berliana (3), juga akan menurunkan Hasyim (1). Hasyim yang merupakan Ketua DPC PDIP Kota Medan saat ini adalah Ketua DPRD Medan. PDIP juga didukung Landen Marbun (4).

Landen selama ini memang belum pernah "bermain" di tingkat Sumut. Tapi pengalamannya "bertanding" di Medan tidak perlu diragukan lagi. Bahkan, pengalaman yang dimiliki Landen cukup unik. Landen pernah duduk di DPRD Medan selama empat periode dengan tiga partai berbeda. Pertama kali duduk di DPRD Medan pada periode 1999-2004 melalui Partai Bhinneka.

Bhinneka kemudian tidak lolos verifikasi, hingga ia pindah ke Partai Damai Sejahtera (PDS). Dengan PDS, Landen duduk dua periode, 2004-2009, 2009-2014. PDS juga gagal lolos verifikasi. Landen kemudian pindah ke Partai Hanura. Landen terpilih lagi satu periode. Setelah itu pindah ke NasDem. Namun kali ini Landen "tidak beruntung".

Partai Golkar selain mengandalkan Irham Buana (1) dan Parlaungan Simangunsong (4) juga akan diperkuat Muhammad Rahmaddian Shah (2). Rahmaddian Shah adalah Ketua DPD Partai Golkar Medan dan Ketua Pemuda Pancasila (PP) Kota Medan. Sepupu mantan Wakil Gubernur Sumut Musa Rajechshah ini diharapkan mampu menarik suara bagi Partai Golkar.

Seperti Golkar, NasDem tetap mengandalkan petahana. Mustafa Kamil Adam (1), berjuang bersama mantan anggota DPRD Sumut yang sebelumnya bersama Gerindra, M. Aulia Rizki Agsa (3) untuk menambah kursi NasDem di DPRD Sumut.

Di samping itu NasDem juga akan diperkuat mantan Ketua DPRD Medan H Amiruddin (5) dan pengusaha wanita yang cukup terkenal Ade Sandrawati Purba (2). Sementara PKS, PAN dan Demokrat sepertinya tetap mengandalkan petahana.

Salman Alfarisi (1) dan Jumadi (4) berusaha mempertahankan dua kursi yang diraih PKS pada Pileg 2019. Demkian pula PAN tetap menaruh harapan kepada M. Faisal (1) dan Demokrat kepada Meilizar Latief (1).

Namun Meilizar Latief akan mendapat dukungan sekaligus saingan dari mantan anggota DPRD Kota Medan asal PAN yaitu Ahmad Arif (2) dan mantan Walikota Medan Akhyar Nasution (5). Ahmad Arif pernah menjadi Ketua DPD PAN Kota Medan. Bahkan saat dipimpinnya PAN meraih kursi yang cukup signifikan di DPRD Medan.

Sementara Akhyar Nasution yang namanya sempat muncul dalam daftar calon sementara (DCS) untuk DPR RI (Dapil Sumut I), akhirnya “turun” bersaing di tingkat provinsi.

Jangan Pandang Ringan

Selain partai-partai yang memiliki wakil di DPRD Sumut dari dapil I, partai-partai lain tidak boleh dipandang ringan. Partai Gelora mengandalkan mantan anggota DPRD Medan asal PKS, Asmui Lubis (4). Partai Kebangkitan Nasional (PKN) menaruh Ferdinan Ghodang pada nomur urut 1. Sedangkan Partai Perindo mengandalkan Rudi Zulham Hasibuan (1) dan PPP; Aja Syahri (1).

Jangan lupakan pula Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai yang saat ini dipimpin anak Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, bisa saja memberikan kejutan. Meski belum terlalu dominan, partai ini bisa saja “mencuri” satu kursi.

Melihat sosok-sosok yang masuk dalam DCT Dapil 1 Sumut pada Pileg 2024 ini, persaingan diperkirakan akan berlangsung dengan ketat. Diperkirakan tidak ada partai yang akan terlalu dominan pada pileg kali ini.

(RRS/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi