Meninggal Dunia di Bali, Keluarga Lakukan Autopsi di RS Bhayangkara Medan

Meninggal Dunia di Bali, Keluarga Lakukan Autopsi di RS Bhayangkara Medan
Jenazah Aldi Sahilatua Nababan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Monalisa Nababan bersama keluarga melakukan autopsi terhadap jenazah adiknya, Aldi Sahilatua Nababan, mahasiswa asal Siborong-borong, Tapanuli Utara, yang ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di Kuta Selatan, Bali, Sabtu (18/11).

Dibagian tubuh Aldi ditemukan banyak luka mengeluarkan darah dan juga memar. Keluarga korban melakukan autopsi di RS Bhayangkara Tk II Medan, Rabu (22/11) pagi.

"Adik saya penuh dengan darah. Kelaminnya rusak mengeluarkan darah, dari hidung dan mulut. Badan semua memar, sikunya bergeser," ucap kakak korban, Monalisa Nababan saat ditemui di RS Bhayangkara, Medan.

Menurut dia, kematian adiknya itu diketahui setelah pihak Kepolisian Kuta Selatan menghubungi orang tuanya, memberitahukan korban telah meninggal dunia.

Korban disebutkan mati gantung diri di kamar kosnya. Selanjutnya, jenazah korban dibawa ke rumah sakit di Bali, namun menurut keluarga tidak dilakukan proses autopsi.

Padahal, mereka sangat mencurigai penyebab kematian korban. Apalagi, mereka menemukan sejumlah foto pendukung kondisi korban di rumah sakit di Bali, dinilai sangat tidak wajar disebut bunuh diri.

Karena itu, keluarga meminta jenazah korban segera dikirim ke kampung halamannya.

"Tidak ada dilakukan (autopsi) di sana (Bali)," sebut Monalisa.

Dia mengaku, pihak keluarga sangat mencurigai penyebab kematian korban karena menemukan sejumlah kejanggalan. Seperti adanya luka beberapa bagian tubuh korban, termasuk kelaminnya yang rusak.

Monalisa berharap, dengan adanya autopsi di RS Bhayangkara Tk II Medan, penyebab kematian adiknya dapat segera terungkap.

"Tapi kita lihat setelah ada foto yang beredar di rumah sakit, adik saya penuh dengan darah. Adik saya dianiaya secara sadis," tuturnya.

Diungkapnya, korban kuliah di Bali sudah hampir selesai. Selama ini selalu berkomunikasi dengan keluarga di Taput dan tidak pernah memiliki masalah.

"Semester akhir, Desember (wisuda). Adik saya nggak pernah cerita punya masalah, kami selalu berkomunikasi," pungkasnya.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi