UNICEF Minta Israel Menahan Diri untuk Invasi "Kota Anak" Rafah

UNICEF Minta Israel Menahan Diri untuk Invasi
Arsip foto - Para siswa Palestina mengikuti kegiatan luar ruangan di sebuah sekolah tenda di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, Selasa (30/4/2024). (ANTARA FOTO/Xinhua/Rizek Abdeljawad/Spt)

Analisadaily.com, Teheran - Juru bicara Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), James Elder, meminta Israel menahan diri untuk tidak menginvasi kota Rafah di Gaza, yang disebutnya sebagai "Kota Anak-Anak". Dia juga mengkritik Israel atas pengabaian peringatannya.

Dilansir dari Antara, Rabu (8/5), pejabat UNICEF tersebut menyebut Rafah sebagai kota anak-anak, dan mengatakan kota itu tidak boleh diserang serta bantuan kemanusiaan harus dilanjutkan ke sana.

Elder mengatakan sejauh ini, setiap peringatan dan data mengejutkan tentang jumlah anak-anak dan ibu yang terbunuh serta hancurnya rumah dan rumah sakit, telah diabaikan oleh pihak Israel.

Ia mengacu pada kematian dan kehancuran yang disebabkan oleh gencarnya pemboman dan penembakan Israel di Gaza selama sekitar tujuh bulan terakhir.

Elder melanjutkan bahwa Rafah adalah lokasi bagi rumah sakit terakhir yang tersisa di Gaza yakni Rumah Sakit Eropa.

UNICEF sebelumnya telah memperingatkan bahwa pengepungan militer terhadap rezim Zionis dan serangan darat di Rafah akan menimbulkan risiko bencana bagi 600.000 anak yang kini mengungsi di kota tersebut.

Dalam pernyataannya, UNICEF memperingatkan bahwa ada lebih banyak bencana yang menanti anak-anak karena padatnya warga di Rafah, termasuk orang-orang yang sangat rentan, dan kemungkinan meningkatnya kekerasan serta kemungkinan adanya perpindahan pengungsi.

UNICEF kembali menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, dan menyebutkan sekitar 78.000 bayi di bawah usia dua tahun serta sekitar 175.000 anak di bawah usia lima tahun, dengan 9 dari 10 di antaranya menderita penyakit menular, karena kurangnya obat-obatan dan klinik.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi