"Jadi pertama saya ingin menekankan bahwa Yuu at Contempo bukanlah Contempo Regency. Sementara tembok yang dibongkar merupakan persoalan dari Contempo Regency dan tidak ada sangkutpautnya dengan Yuu at Contempo karena kita adalah dua perusahaan yang berbeda," ujar Kuasa Hukum Yuu at Contempo Marco Sibuea, S.H., saat konfrensi pers, Rabu (8/4) di Rumah Contoh Yuu at Contempo, Medan.

Marco menjelaskan, persoalan ini sebenarnya sudah dijelaskan berulangkali, baik kepada pemerintah maupun pihak-pihak yang terkait, namun masih saja terjadi kekeliruan sehingga pihak Yuu at Contempo perlu meluruskan hal tersebut karena dianggap merugikan nama baiknya. "Jadi ada kesan ingin merusak nama baik Yuu at Contempo, jadi kita perlu luruskan ini agar costumer- costumer kami tidak perlu khawatir," tegasnya.

Yuu at Contempo juga menyayangkan adanya narasi kericuhan yang terjadi saat pembongkaran tembok yang berlokasi di Blok D Komplek Contempo Regency. Padahal fakta di lapangan aman terkendali, hanya sekadar perdebatan kecil antara penggugat dengan pihak Yuu at Contempo.

"Perlu ditegaskan sekali lagi, bahwa Yuu at Contempo meskipun letaknya di dalam Contempo Regency adalah dua perusahaan yang berbeda dan dibangun oleh dua developer yang berbeda pula. Sehingga kami tegaskan sekali lagi, yang dirobohkan adalah tembok milik Contempo Regency," jelasnya.

Pada kesempatan itu, Marco juga menjelaskan berita miring lainnya terkait Yuu at Contempo. Yakni terkait Taman Yuu at Contempo yang dituduhkan sebagai fasilitas umum (fasum). Padahal taman tersebut bukanlah fasum, namun fasilitas dari perumahan Yuu at Contempo yang memang disediakan developer untuk warga perumahan Yuu at Contempo.

"Taman tersebut dibangun di atas tanah perumahan berdasarkan SHM No. 5559 yang saat ini sedang berada dalam pengawasan kuasa hukum Yuu at Contempo," jelasnya.

Pihak Yuu at Contempo juga menegaskan bahwa pihaknya tidak kebal hukum, bahkan sebaliknya selalu berupaya taat hukum. Segala yang dibangun di tanah milik Yuu at Contempo bisa dibuktikan keabsahannya. "Namun kami menyayangkan sikap aparat pemerintah yang terkesan tidak netral dalam menangani polemik yang terjadi. Karenanya kami akan menyurati Inspektorat Kota Medan untuk memberikan atensinya terhadap sikap dan tindakan dari aparatur dari dinas terkait terhadap permasalahan ini," ujar Marco Sibuea, S.H.

Ketidaknetralan aparatur dinas terkait akan menimbulkan dampak buruk bagi nilai investasi di Medan, imbuhnya. Padahal, Walikota Bobby Nasution telah memberikan perhatian yang serius terhadap peningkatan nilai dan kualitas investasi di Kota Medan, sehingga diharapkan seluruh jajaran di bawahnya dapat bertindak arif dan bijaksana serta memberikan rasa yang aman dan nyaman kepada para investor.

Sementara menyinggung polemik yang terjadi antara Contempo Regency dengan penggugat yang bernama Hansin, Marco melihat juga tidak terjadi kesesuaian fakta. Penggugat diketahui bukanlah warga Contempo Regency seperti yang banyak diberitakan. Ia hanya pernah menyewa rumah di Komplek Contempo Regency dan warga Contempo Regency sendiri telah membuat surat pernyataan bersama yang isinya menolak dibukanya akses umum pada objek eksekusi.

Melalui penjelasan ini, pihak Yuu at Contempo berharap tidak ada lagi kekeliruan informasi di tengah masyarakat. Bahwa Yuu at Contempo adalah perusahaan yang taat hukum dan tidak melanggar ketentuan apapun dalam melaksanakan usahanya, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir serta meyakini bahwa Yuu at Contempo adalah perumahan dengan developer yang terpercaya.

(BR)