Sektor Perasuransian Tumbuh Positif. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Hasil riset literasi dan inklusi Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 2 Agustus 2024, menunjukan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 65,43 persen, naik dibanding tahun 2022 yang hanya 49,68 persen.
Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini sebesar 72,02 persen sementara di tahun 2022 sebesar 85,10 persen, menunjukkan menurunnya indeks inklusi keuangan di Masyarakat Indonesia.
“Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk terus meningkatkan inklusi khususnya di sektor industri perasuransian,” kata Kepala Eksekutif Bidang Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono, dalam konferensi persen, Hari Asuransi 2024, di Jakarta, Jumat (18/10).
Dikatakan Ogi, kinerja industri asuransi secara agregat, hingga Agustus 2024 masih tumbuh positif, misalnya total aset sebesar Rp 1.132,49 triliun atau meningkat 1,32 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.117,75 triliun.
Sedangkan pendapatan premi menunjukkan peningkatan pada periode Agustus 2024 dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya. Pendapatan premi asuransi meningkat menjadi Rp 376,9 triliun (Agustus 2024) dari Rp 360,6 triliun (Agustus 2023).
Di sisi lain, RBC industri asuransi masih memenuhi batas ketentuan RBC yaitu minimal 120 persen. Industri Asuransi Umum masih terjaga di 325,62 persen pada April 2024, sementara industri Asuransi Jiwa di 431,43 persen pada Juni 2024.
Berdasarkan Statistik OJK jumlah klaim per Agustus 2024 meningkat menjadi Rp 300,3 triliun dari Rp 280,5 triliun pada bulan Agustus 2023. Hal tersebut dapat menjadi indikator tumbuhnya kepercayaan masyarakat Indonesia kepada perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan yang dapat memberikan jaminan perlindungan. Hal tersebut juga membuktikan masih banyaknya kebermanfaatan memiliki asuransi sebagai proteksi baik untuk pribadi maupun perusahaan.
Sementara itu, Ketua Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Yulius Bhayangkara mengatakan peringatan Hari Asuransi bukan sekedar seremonial tahunan, tetapi ini merupakan momentum bagi kita semua untuk merefleksikan peran penting asuransi dalam kehidupan masyarakat.
“Saya optimis jika kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi semakin tinggi maka akan semakin kuat pula perekonomian kita, karena perlindungan asuransi mampu memberikan rasa aman dan stabilitas bagi individu, keluarga, maupun pelaku usaha,” jelas Yulius.
Pelaksanaan Hari Asuransi tahun ini, giliran Asosaisi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) sebagai pelaksana dengan dipimpin oleh Ronny Iskandar sebagai Ketua Panitia Hari Asuransi 2024, yang berkomitmen untuk melakukan rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Asuransi 2024 dengan kembali mengusung tema “Literasi Asuransi untuk Negeri“ dan tagline “Pahami-Miliki-Lindungi” dirinya berharap dapat menciptakan masyarakat yang lebih terlindungi, lebih sadar akan pentingnya asuransi, dan lebih siap dalam menghadapi risiko.
Ketua Panitia Hari Asuransi 2024, Ronny Iskandar, menyampaikan “Tema dan tagline ini diangkat untuk menekankan pentingnya pemahaman masyarakat mengenai asuransi sebagai instrumen perlindungan finansial.
Makna Pahami: mengajak masyarakat lebih memahami berbagai produk asuransi dan manfaatnya. Makna Miliki: kami ingin masyarakat mulai membuka diri untuk memiliki produk asuransi sesuai dengan kebutuhannya. Makna Lindungi: kami harap masyarakat dapat fokus pada perlindungan oleh asuransi untuk menciptakan keamanan finansial lebih baik” ucap Ronny.
“Literasi Asuransi untuk Negeri” berkolaborasi dengan PT Permodalan Nasional Madani dan beberapa Universitas dengan harapan dapat meningkatkan perluasan inklusi asuransi kepada masyarakat luas khususnya di sektor UMKM dan Mahasiswa, dengan melakukan kegiatan literasi di beberapa daerah di Indonesia sebagai berikut, seperti Bali, Sumatera Utara, Lampung, Banten, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat
“Dengan rangkaian kegiatan literasi di daerah ini, diharapkan kepercayaan masyarakat menjadi tumbuh dan menjadi harapan bersama bahwa edukasi dan literasi keuangan, khususnya asuransi dapat lebih dipahami dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan pada akhirnya masyarakat menyadari, bahwa perencanaan keuangan diperlukan dengan tetap memperhatikan Pilar Perlindungan yang dapat memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan di masa yang akan datang sehingga menjadikan asuransi sebagai salah satu pilar terpenting perekonomian di Indonesia,” ujarnya.
(TRY/BR)