Minat Baca Masyarakat Aceh Kurang

Banda Aceh, (Analisa). Untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) agar bisa bersaing di era global ini, diperlukan pengetahuan dengan membaca. Namun, sayangnya, minat baca masyarakat Aceh di perpustakaan sangat kurang.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh, H Suferdi MM, melalui Kabid Pelayanan dan Teknologi, Arkian Ssos, di Banda Aceh, Selasa (4/2). “Minat baca bagi masyarakat umum terasa kurang, tapi sedang dicari cara bagaimana menarik mereka untuk membaca ke perpustakaan,” katanya.

Dikatakan, kurangnya minat baca masyarakat umum disebabkan faktor budaya tutur yang sering dilakukan sejak kecil. Selain itu, banyaknya informasi pengetahuan yang diperoleh berdasarkan cerita lisan.

“Budaya kita dari dulu yang banyak adalah budaya tutur. Sejak anak-anak sering mendengar dongeng. Jadi sekarang, kalau mendongeng pun harus dengan buku. Itu yang sedang kita terapkan kepada anak-anak,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, Perpustakaan Aceh yang dikelola Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh terus membuat kegiatan peningkatan minat baca seperti perpustakaan keliling yang dinamakan Sudut Baca” di tempat-tempat umum dengan sasaran masyarakat umum.

Selain itu, kegiatan juga dilaksanakan di seluruh daerah di Aceh dengan binaan Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh. Kegiatan dilakukan dengan turun langsung ke lapangan melalui koordinasi dengan perpustakaan di kabupaten/kota.

Arkian mengatakan, di daerah nantinya akan diundang siswa mulai dari kelas V sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA)/ sederajat dikumpulkan di suatu tempat untuk diberikan tentang pentingnya minat baca.

Diungkapkan, tahap pertama akan dilakukan di sejumlah daerah, di antaranya Kota Subulussalam, Gayo Lues, Aceh Tamiang, Bireuen, Singkil dan Aceh Selatan, yang pelaksanaannya pada akhir bulan ini.

Di dalam kegiatan tersebut juga digelar pameran buku yang bertujuan menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke lokasi kegiatan. Sementara untuk anak usia dini akan dilakukan pemutaran film tentang pendidikan yang ditempatkan di gedung Perpustakaan Aceh.

Untuk mewujudkan kegiatan itu, Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh terus bekerja ekstra. Sebab, anggaran untuk kegiatan dumaksud sudah tersedia dan tinggal penentuan hari pelaksanaannya saja.

Meningkat

Arkian mengakui, meski minat masyarakat umum membaca buku sangat kurang, namun pengunjung di Perpustakaan Aceh dinilai meningkat yang didominasi mahasiswa di Banda Aceh.

Tetapi berdasarkan penelusuran pihaknya, diungkapkan, kunjungan mahasiswa ke perpustakaan wilayah Aceh lebih didasari desakan untuk membuat tugas-tugas kampus, seperti karya ilmiah atau amakalah.

Sedangkan kunjungan atas dasar kesadaran sendiri tanpa tugas kampus dinilai masih kurang. “Mahasiswa masih merupakan pengguna pasif. Artinya, kalau ada keperluan seperti menyusun skripsi atau tugas baru dia datang ke perpustakaan,” tandasnya.

Diakui, dalam dua tahun terakhir, kunjungan mahasiswa ke perpustakaan meningkat sekitar 25 persen bila dibandingkan dengan kunjungan empat tahun terakhir yang sekitar 10 persen. Itu terjadi karena adanya penambahan fasilitas di perpustakaan tersebut yang membuat pembaca aman dan nyaman. (bei)

()

Baca Juga

Rekomendasi