Oleh: Jekson Pardomuan. “Maka berkatalah para pemuka itu kepada raja: "Baiklah orang ini dihukum mati! Sebab sebenarnya dengan mengatakan hal-hal seperti itu maka ia melemahkan semangat prajurit-prajurit yang masih tinggal di kota ini dan semangat segenap rakyat. Sungguh, orang ini tidak mengusahakan kesejahteraan untuk bangsa ini, melainkan kemalangan." Yeremia 38 : 4.
Semangat hidup akan membuat kita lebih berarti, semangat hidup juga akan mengalahkan segala kekuatiran kita dalam menjalani hidup. Semangat hidup yang kita ucapkan di pagi hari menjadi awal yang menentukan ketika kita melangkahkan kaki meninggalkan rumah.
Setiap hari, saat bangun pagi dan matahari pagi menyinari bumi kita akan mengatakan sesuatu untuk membangkitkan semangat kita. Mulai dari berdoa pagi dan mengucap syukur kepada Tuhan yang selalu memberikan kita kehidupan dan waktu untuk menikmati hari-hari yang penuh makna.
Firman Tuhan di atas mengingatkan kita bahwa di luar sana sangat banyak orang-orang yang menginginkan kita hancur, jauh dari Tuhan dan mungkin mereka sangat senang ketika kita meninggalkan Tuhan. Firman Tuhan dalam Amsal 18 : 14 menyemangati kita agar tetap bersemangat dalam situasi sukar sekalipun. “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah ?”.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, saat orangtua memberikan motivasi kepada anak-anaknya, orangtua akan mengucapkan kata “Yang semangat ya anakku ? atau Kamu harus tetap bersemangat dan jangan mudah putus asa.” Atau saat kita sedang menghadapi ujian atau tes masuk salah satu perusahaan, maka orangtua akan menyemangati kita dengan kata-kata motivasi. Orangtua selalu berusaha agar semangat anak-anaknya terus menyala-nyala.
Kalimat untuk memberikan semangat atau motivasi agar kita bersemangat dalam menjalani hidup selalu diungkapkan oleh orang-orang terdekat dan orang-orang yang sayang kepada kita. Dalam melaksanakan segala aktivitas kita harus bersemangat agar apa yang kita kerjakan bisa selesai tepat waktu dan memberikan hasil yang memuaskan pada kita.
Apa reaksi Anda ketika menemukan orang yang tidak memiliki semangat hidup ? Ia akan terlihat loyo, tidak energik dan selalu mengeluh. Zepanya 2 : 1 – 2 menuliskan “Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh, sebelum kamu dihalau seperti sekam yang tertiup, sebelum datang ke atasmu murka TUHAN yang bernyala-nyala itu, sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan TUHAN.”
Alkitab yang kit abaca setiap hari sesungguhnya sangat banyak memunculkan contoh orang-orang bersemangat, yang pada awalnya kurang percaya diri, tidak yakin dengan kemampuannya dan cenderung mengeluh sebagai orang yang tidak punya harapan. Doa Daud dalam Mazmur 38 : 6,8 adalah —"Aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk, sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita, aku kehabisan tenaga dan remuk redam, aku merintih karena degup-degup jantungku."
Dalam kehidupan sehari-hari pun kita seringkali tidak bersemangat dalam bekerja, dalam belajar dan dalam menjalani hari-hari yang Tuhan berikan kepada kita. Dalam sebuah pertandingan pun, kalau peserta yang mengharapkan prestasi terbaik tapi kurang bersemangat mustahil rasanya bisa meraih prestasi terbaik. Jangankan memperoleh prestasi terbaik, kalau kita kurang bersemangat dalam melakukan segala sesuatu, pasti hasil yang kita peroleh tidak akan memuaskan.
Abraham dalam Kejadian 15:2-4 mengisahkan keluh kesahnya dan harapannya kepada Allah. “Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku." Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."
Kekhawatiran Abram disampaikan kepada Allah dan Allah memberikan jawaban serta jalan keluar. Sama halnya dengan kita, ketika kesulitan melanda kehidupan kita, berseralah kepada Tuhan dan minta suntikan semangat dan penyertaan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan agar apa yang kita impikan bisa terwujud sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tokoh lain di dalam Alkitab yang merasa kurang bersemangat dan hampir putus asa, berseru dan berdoa kepada Tuhan dengan segala keluh kesahnya. Seperti Yunus dalam Yunus 4 : 2 – 4 “Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup." Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?"
Kemudian ada Ayub yang menyampaikan segala sesuatu tentang keberadaannya kepada Allah (baca Kitab Ayub). Di dalam 1 Raja_Raja 19 : 4,10 dan 14 ada Elia yang berkeluh kesah kepada Allah. Raja Saul di dalam 1 Samuel 16 : 14-23 dan ayat lainnya. Yeremia di dalam Kitab Yeremia 20 :7-18.
Selama kita masih tinggal dan hidup di dunia ini, kita pasti akan berhadapan dengan masalah. Setiap orang juga memiliki persoalan yang berbeda-beda. Ketika masalah datang, kebanyaka dari kita langsung putus asa, kurang bersemangat dan lebih memilih menunggu dan menunggu tanpa mau menyelesaikan masalah yang ada.
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya” 1 Korintus 10:13.
Seperti disampaikan di atas, dimana di dalam cerita di Alkitab kita dapat melihat sebuah kondisi yang mengisahkan seseorang yang tidak lagi bersemangat dalam hidupnya, yaitu kisah nabi Elia. Keberhasilan Elia membunuh 450 orang nabi baal seorang diri membuat Izebel marah dan bermaksud membunuhnya. Mendengar berita itu, larilah Elia untuk menyelamatkan diri, ia dalam ketakutan, putus asa dan patah semangat. Ia lari ke gunung Horeb untuk bersembunyi.
Bagaimana dengan kita ? Apakah hari ini kita masih bersemangat? Walaupun hari ini ada banyak masalah yang kita hadapi, tetaplah bersemangat dan berusaha untuk selalu mengucap syukur kepada Tuhan. Jangan lari dari masalah dan bersikap acuh tak acuh terhadap persoalan yang kita hadapi.
Bersemangatlah dalam menjalani hidup yang diberikan Tuhan kepada kita. Selalu mengucap syukur dan percaya kepada Tuhan dengan segenap hati bahwa persoalan apa pun yang kita hadapi, kalau di dalam Tuhan pasti ada jalan keluarnya. Ketika kita bersemangat dalam menjalani hidup, maka segala sesuatu akan berjalan dengan baik.
Amin.