Oleh: Iin Prasetyo
Menjadi seorang mahasiswa baru (maba) berarti membuka pengalaman baru yang lebih banyak tantangan, tidak hanya tantangan studi tetapi bagaimana ia memikirkan segala sesuatunya dengan matang. Maba yang kurang perencanaan dan persiapan cenderung bingung dalam menentukan sikap bagaimana baiknya untuk keberlangsungan studinya ke depan. Kebingungan itu terjadi hanya karena belum mempersiapkan modal planning of live dan planning of life.
Dinamika kampus tentu berbeda dengan sekolah. Perbedaan yang paling mencolok adalah begitu terasanya kesenjangan sosial antarmahasiswa, salah satu hal yang terlihat yaitu dengan beragamnya setelan baju yang dikenakan. Seorang maba pun tak hanya harus lebih rajin belajar secara akademik namun juga harus mandiri dan mulai memiliki prospek hidup yang terencana jelas. Apalagi bagi maba perantau, dalam menentukan kebijakan apa pun harus lebih hati-hati.
Kehidupan yang baik berawal dari perencanaan yang baik pula. Niat baik, prasangka baik, dan perbuatan baik berbanding lurus dengan hasil yang baik. Oleh karena itu bagi seorang maba mesti mempersiapkan planning of live dan planning of life, karena hasil dari perencanaan yang baik berbeda dengan perencanaan yang tidak baik apalagi tidak memiliki rencana/persiapan yang ngeblur (samar).
Planning of live
Maba hendaknya mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan bagaimana menentukan suatu tempat atau wadah sesuai dengan kepribadian, kebutuhan akademik, dan minat bakat.
1. Menentukan tempat tinggal atau kos
Memilih kos yang aman dan kondusif serta dekat dengan kampus akan memudahkan mobilitas perkuliahan sehari-hari. Memang agak sulit mencari kos yang seperti ini dengan harga murah. Harga kos yang murah mudah didapat jauh dari kampus dan belum tentu tempatnya aman. Namun setidaknya, tempat kos yang dekat tidak akan melelahkan, hemat waktu dan hemat ongkos.
2. Ospek adalah kesempatan emas
Orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) adalah masa perkuliahan yang pertama dijalani bagi maba. Jangan sia-siakan kesempatan emas ini, apalagi sampai tidak mengikutinya, sebab ospek merupakan tempat berkumpulnya para maba untuk menjalani ragam kegiatan berkenaan dengan segala pengenalan kampus, fakultas, dan jurusannya bersama para senior yang terpilih. Dari sini para senior akan banyak memberikan informasi penting. Berkenalan dan berdiskusi dengan para senior akan memudahkan maba untuk memenuhi kebutuhan kemahasiswaan, baik itu pinjaman buku, informasi kelas dan dosen, beasiswa, begitupun rekomendasi organisasi mahasiswa.
3. Berusaha aktif di kelas
Setelah melalui masa ospek, seorang maba akan dipertemukan oleh teman-teman sekelas dan para dosen pengampu. Biasanya di awal pertemuan masing-masing maba dan dosen yang masuk akan memperkenalkan dirinya.
Upayakan bersikap banyak tanya kepada dosen dalam pertemuan pertama, misalnya menanyakan hal-hal yang bersangkutan dengan mata kuliahnya atau hal-hal yang berkaitan dengan motivasi kuliah yang diambil dari kisah inspiratifnya, sebab tak sedikit dosen yang berpayah-payah dahulu untuk meraih cita-citanya. Begitupun berkomunikasi dengan teman-teman sekelas, seseorang yang friendly akan lebih banyak teman dan memudahkan rezeki, ditraktir misalnya.
4. Dikenal baik oleh para dosen
Tak mesti duduk paling depan untuk lebih dikenal dosen, yang terpenting adalah menjaga sikap, menjaga kehadiran kelas, dan selalu ingin tahu terhadap materi yang dijelaskan.
Jadilah mahasiswa yang paling dicari oleh dosen. Dosen akan lebih senang jika mahasiswanya lebih banyak menjawab pertanyaan materinya, selalu memberi argumen misalnya, “Menurut buku yang saya baca, manajemen adalah...”, “Melihat keadaan sekarang, menurut saya mahasiswa sebagai agent of change harus...” dan lainnya.
Dosen akan lebih mengenal mahasiswanya yang banyak berargumen, apalagi memiliki spectacular performance of presentation. Presentasi adalah makanan sehari-hari mahasiswa sebab yang dituntut banyak bicara adalah mahasiswa, bukan dosen, oleh karena itu banyaklah membaca.
5. Berorganisasi itu sangat penting
Ada gelar kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat), dan kumel (kuliah melalak). Gelar tersebut didapat saat menjadi mahasiswa, jadi mahasiswa tidak diberi gelar setelah lulus saja. Pentingnya organisasi karena banyak hal yang tidak diajarkan dan diinformasikan di dalam kelas. Mengembangkan minat bakat, melatih presentase (berbicara di depan publik), memperluas link (jaringan), dan lainnya akan hanya ditemukan jika mahasiswa mendapat gelar kura-kura.
Planning of life
Seorang maba hendaknya mempersiapkan hal-hal tentang bagaimana mempertahankan segala sesuatu yang akan mendukung segala kegiatan positifnya sebab tidak ada gunanya jika aktif di kelas maupun organisasi tapi kesehatan, semangat, dan finansial tidak terjaga.
1. Menjaga kesehatan, jangan baper
Kesehatan sangat penting, apalagi saat-saat yang mengharuskan kehadiran seperti kuis dari dosen, ujian, maupun kegiatan besar keorganisasian. Makan yang teratur dan selalu membawa air minum adalah langkah baik menjaga kesehatan. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda mulai dari segi bicara yang lembut, berwibawa, keras, mudah emosi, ataupun sabar.
Oleh karena itu jika menghadapi konflik selesaikanlah dengan baik dan jangan terbawa perasaan (baperan). Ibadah adalah kebutuhan primer rohaniah, jangan biarkan hati menjadi buta karena kuliah tidak diiringi dengan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Me-manage keuangan
Berlatihlah mengatur keuangan dengan terencana, sesuai dengan kebutuhan. Jika belum mampu mencari uang sendiri, jangan khianati pengorbanan orangtua yang membiayai finansial kuliah. Ada quote dari motivator bahwa hemat tidak menambah kekayaan namun bisa menunda kemiskinan, maka berhematlah agar tidak susah kelak.
3. Bangkitkan personal branding
Pentingnya personal branding untuk membuat pribadi agar lebih istimewa di pandangan publik. Tentu keistimewaan itu adalah sesuatu yang dipandang positif. Contoh, jika si A pandai membawa presentasi di kelas maka ia harus berani meluaskannya ke luar kelas, misalnya menjadi moderator dalam suatu acara. Perlahan nama si A akan dikenal sebagai moderator yang bagus sehingga banyak dikenal dan banyak diminta memoderatori suatu acara, dan akan mendapatkan hasil baik uang maupun pengalaman.
4. Belajar kreatif dan produktif
Tak semua mahasiswa mampu memikirkan hal ini. Keluarlah dari zona nyaman dan berpikirlah tiga kali lebih baik untuk lebih kreatif dan produktif. Misalnya menambah penghasilan saat kuliah dengan menulis, mendesain, berjualan, dan lainnya dengan catatan tidak mengganggu mobilitas perkuliahan. Manfaatkanlah waktu senggang dengan mengembangkan minat bakat yang menghasilkan uang atau pengalaman.
5. Jangan jadi pecundang dan lihat kembali impian
Rasa lelah itu lumrah namun jangan menyerah. Perhatikanlah banyak mahasiswa yang gagal jadi sarjana karena tak mampu mengatasi kelelahannya, ia bosan akan semuanya sehingga membuat keputusan yang tidak hanya merugikan dirinya sendiri namun orangtuanya.
Obat dari lelah dan bosan adalah berdoa meminta petunjuk kepada Tuhan. Lihat kembali impian awal, lihat pengorbanan orangtua, dan jangan jadi pecundang. Hidup adalah proses, dan proses yang baik adalah dengan selalu bersyukur dan bersabar.
*artino, Juli 2018/ @pangerandiksi_