Gubsu Silaturahmi Imlek ke Kediaman Supandi Kusuma

Gubsu Siap Bantu Pelatih Wushu

Gubsu Siap Bantu Pelatih Wushu
Gubsu Edi Rahmayadi dan Master Supandi Kusuma saling bersalaman. (Analisadaily/Junaidi Gandy)

Analisadaily.com, Medan - Gubsu Edy Rahmayadi menyatakan siap membantu memfasilitasi pengadaan pelatih wushu agar kontingen Wushu Sumut menjadi juara umum kembali pada ajang PON 2020 di Papua, juga PON 2024 di Sumut dan Aceh.

Pernyataan gubsu diungkapkan saat bersilaturahmi dalam rangka perayaan Imlek 2020 di rumah tokoh wushu nasional sekaligus Pemimpin Umum Analisa, Master Supandi Kusuma, Sabtu (25/1) malam. Edy Rahmayadi datang bersama Kadispora Sumut, Baharuddin Siagian, Kepala Biro Umum Sekdaprovsu, Fadli, dan tokoh pemuda Muchrid Nasution.

Sedangkan Supandi Kusuma ditemani isterinya, Miranda Kusuma, adiknya Jenny Kusuma dan anaknya Paul Kusuma dan Wenly Kusuma. Hadir juga menantunya Sinario Thamrin dan Pemimpin Perusahaan Analisa, Sujito Sukirman, Pemimpin Perusahaan Analisadaily.com, Junaidi Gandy serta dua atlet wushu peraih medali emas PON 2016 di Jawa Barat, Charles Sutanto dan Harris Horatius. Menyahuti permintaan Gubsu Edy Rahmayadi, Supandi Kusuma menjelaskan tantangan yang kini dihadapi Wushu Sumut.

Butuh 4 Pelatih Profesional
Ia menyebut pada PON 2016, kontingen wushu Sumut berhasil meraih 9 medali emas, 4 medali berasal dari nomor taolu, 5 emas dari sanda. Raihan tersebut membuat kontingen wushu Sumut menyabet gelar juara umum di cabor wushu.

Dari empat atlet peraih medali emas pada PON 2016, satu atlet menyatakan diri telah pensiun, yakni Lindswell Kwok yang kini tinggal di Jakarta bersama suaminya. Lalu Juwita Niza Wasni, sekarang mengalami cedera di kedua lutut kakinya dan tengah dalam proses pemulihan. Sedang Harris Horatius dan Charles Sutanto dalam kondisi fit namun harus tetap berlatih keras lagi.

"Kita juga kekurangan pelatih, sekarang ini baru ada pelatih sanda dari Tiongkok yang dibiayai KONI Sumut, kita masih kekurangan tiga pelatih lagi, yakni untuk taiji, nanquan dan chanquan," ujarnya. Pelatih wushu menurut Supandi Kusuma harus dicari yang terbaik di China. Dari pengalaman memimpin PB Wushu Indonesia selama kurang lebih 20 tahun, jika tak memiliki jaringan kuat dengan organisasi wushu China, pelatih yang dikontrak bisa tak sesuai harapan.

"Kalau soal besaran honor, tak terlalu mahal," ujarnya menjawab pertanyaan Gubsu. Tentang pemusatan pelatihan atlet wushu, Supandi Kusuma menyebut bahwa Padepokan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI), tergolong padepokan yang memiliki fasilitas latihan komplit, baik peralatan latihan fisik, maupun alat untuk atlet wushu juga komplit. Ruang berlatih atlet pun luas, nyaman dan dilapis karpet standar internasional yang aman bagi atlet.

Padepokan juga memiliki fasilitas dapur untuk memasak makanan atlet, kamar tidur atlet dan ruang rehat atlet dan perpustakaan.

"YKWI Medan sudah berkali menjadi tempat pelatas untuk pertandingan internasional," tambah Supandi Kusuma. Mendengar paparan Supandi Kusuma, Edy Rahmayadi langung menyatakan rasa tertariknya untuk sesegera mungkin berkunjung ke Padepokan YKWI.

Siap Bantu Pelatih Wushu
"Saya juga siap untuk membantu masalah pelatih wushu. Saya ini cinta olahraga, apapun akan saya buat demi Sumut," ujarnya. Edy Rahmayadi lalu menyebut bahwa belum lama ini ia telah membeli tiga ekor kuda Jerman. Satu ekor tingginya 1,85 meter, dan dua ekor lagi 1,75 meter. Harganya memang cukup mahal, namun menurut gubernur, itu harus dilakukan mengingat nomor berkuda akan diperandingkan dalam PON 2024. Sebagai tuan rumah, Sumut mau tak mau juga harus menyiapkan atlet olah raga berkuda.

"Kita memang bukan provinsi kaya, tapi juga tak miskin amat, saya janji akan bantu wushu, nanti kita berdua akan bicarakan hal ini," ujar Gubsu.

Editor:  J Anto

Baca Juga

Rekomendasi