Jenguk Tiga Warga Aceh di Mapolrestabes Medan

Anggota DPRA Yakin Polisi Bekerja Profesional

Anggota DPRA Yakin Polisi Bekerja Profesional
Wakil Ketua DPRA, Syafaruddin, dari Fraksi Gerindra, dan Wahyu Wahab, Sekretaris Fraksi PKB-DPA DPRA, menjenguk tiga warga Aceh di Mapolrestabes Medan (Analisadaily/Jafar Wijaya)

Analisadaily.com, Medan - Wakil Ketua DPRA, Syafaruddin, dari Fraksi Gerindra, dan Wahyu Wahab, Sekretaris Fraksi PKB-DPA DPRA, menjenguk tiga warga Aceh yang terlibat dalam kasus perkelahian di Delicious Cafe (Mie Aceh) Pasar Baru, Kelurahan Titirantai, Medan Baru, Kota Medan.

Ketiga warga aceh, masing masing Mahyudi (38), Mursalin (32), dan Agus Salim (32). Ketiganya warga asal Aceh Pidie dan saat ini masih ditahan di ruang tahanan Polrestabes Medan, menunggu proses hukum lebih lanjut atas perkelahian dan mengakibatkan korban Abadi Bangun, seorang mandor angkutan tewas.

Dua anggota DPRA ini merasa terpanggil untuk memberikan dukungan moril dan diperkenankan bertemu langsung di ruang Sat Reskrim Polrestabes Medan dengan ketiga ketiga warga Aceh yang dijerat dalam pasal 338 jonto 351 ayat 3.

Wakil rakyat Provinsi Aceh ini meminta agar para tersangka mempercayakan penanganan kasus tersebut kepada Penyidik Polrestabes Medan, karena mereka berkeyakinan penanganan kasus akan dilakukan dengan cara-cara yang profesional dan proporsional.

Setelah bersilaturrahmi, tanpa melakukan intervensi, kedua anggota legislatif provinsi berharap ketiganya mendapat keringanan dalam proses hukum atas berbagai pertimbangan.

"Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari warga di sekitar lokasi kejadian, termasuk informasi dari media, kami berkeyakinan ada keringanan untuk saudara-saudara kami ini, karena selama bergaul tidak pernah berselisih dengan siapapun. Bahkan, korban sudah berkali-kali makan gratis dan kerap membuat keributan, tidak hanya di warung mereka, tetapi di warung lain juga," kata Syafaruddin di Mapolrestabes Medan, Senin (10/2).

"Jadi, kami berharap ketiganya nanti bisa mendapatkan keringanan, dan lebih penting kasus ini tidak dipolitisir ke persoalan lain, apalagi kasus SARA, tapi ini murni kriminal," sambungnya.

Menurut Syafaruddin, dari penyidik kepolisian, mereka juga mendapatkan informasi ketiganya tidak memiliki catatan kejahatan dan berkelakuan baik sejak ditangkap hingga saat ini.

"Jika ingin lari, ketiganya punya kesempatan itu. Tetapi ini tidak, mereka sadar telah berbuat salah dan mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan tidak melarikan diri dan pasrah ditangkap polisi. Kita berharap ketiganya tetap tegar menghadapi cobaan, begitu juga keluarga di kampung," jelasnya.

Mereka juga menerima informasi dari para tersangka, mereka diperlakukan dengan baik selama masa penyelidikan dan penyidikan oleh tim Reskrim Polrestabes Medan.

Sebelum menjenguk ketiga tersangka, kedua anggota DPRA ini sempat bersilaturrahmi dengan Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Jhonny Edison Isir, dan Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKBP Maringan Simanjuntak.

Kepada Kapolrestabes Medan, keduanya megucapkan terima kasih atas suasana kondusif di Kota Medan, sehingga masyarakat, termasuk warga Aceh, merasa aman untuk berinvestasi dan berusaha di Medan.

Wahyu mengatakan, bahwa di Sumatera Utara (Sumut) khususnya Kota Medan, banyak warga Aceh yang membuka usaha dan berinvestasi, mulai dari nilainya kecil hingga yang besar. Contoh kecil saja warung kopi, kedai kelontong, serta sektor bisnis lainnya, seperti sektor transportasi dan perminyakan.

"Kami berharap ini terus ditingkatkan ke depan. Namun jika ada yang melakukan pelanggaran hukum, kami juga tidak menutup mata dan tentu harus ditindak dengan tegas," ungkapnya.

Kapolrestabes Medan mengucapkan terima kasih atas dukungan dari DPRA untuk Polrestabes Medan.

"Kami terus berusaha untuk menciptakan situasi yang kondusif untuk semua masyarakat, sehingga tetap merasa aman dan nyaman dalam menjalankan aktivitas sehari-hari," terang Isir.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi