Tiga Skenario Angkasa Pura II Hadapi Pandemi Covid-19

Tiga Skenario Angkasa Pura II Hadapi Pandemi Covid-19
Bandara Kualanamu tampak lengang (Analisadaily/Kali A Harahap)

Analisadaily.com, Kualanamu - Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan jumlah penumpang pesawat di 19 bandara perseroan tahun ini awalnya diperkirakan mencapai 93,92 juta orang.

Namun karena terjadi pandemi Covid-19, melihat tren yang ada serta mempertimbangkan situasi, kondisi dan perkembangan di industri penerbangan serta kebijakan regulator, diperkirakan jumlah penumpang tidak akan mencapai angka tersebut.

"Kami menetapkan tiga skenario sebagai dasar dalam menjalankan strategi di tengah pandemi ini. Skenario tersebut adalah best scenario, bad scenario dan worst scenario," kata Awaluddin, Rabu (22/4).

Lebih jauh di menjelaskan best scenario diperkirakan jumlah penumpang pesawat di 19 bandara mencapai 68,22 juta atau lebih rendah 27% dibanding perkiraan awal. Kemudian bad scenario jumlah penumpang sebanyak 63,49 juta atau lebih rendah 32% dari perkiraan awal.

Sedangkan worst scenario jumlah penumpang kemungkinan hanya 57,80 juta atau lebih rendah 38,45% dari perkiraan awal.

Perkiraan jumlah penumpang berdasarkan tiga kriteria di atas didasarkan pada periode berakhirnya pandemi, kecepatan recovery industri aviasi dan periode normal yang ditandai dengan kondisi ekonomi yang sudah kembali stabil.

Adapun dalam menghadapi tantangan Covid-19, PT Angkasa Pura II telah menetapkan strategi mitigasi risiko yaitu business continuity management yang terdiri dari tiga fase yaitu business survival, business recovery dan business sustainability.

"Saat ini perseroan sedang menjalankan fase business survival dengan objeknya antara lain perlindungan tenaga kerja, cost leadership, pemilihan prioritas investasi dan optimalisasi arus kas perseroan," urainya.

Menurutnya pandemi Covid-19 menjadi tantangan luar biasa bagi industri penerbangan global.

Director General Airport Council International (ACI), Angela Gittens, dalam publikasinya tanggal 3 April 2020 menuturkan lalu lintas transportasi udara di dunia pada 2020 awalnya diperkirakan mencapai 9,5 miliar penumpang, naik 4,39% dibanding 2019 sekitar 9,1 miliar penumpang.

Namun melihat perkembangan yang ada akibat Covid-19, perkiraan tersebut diyakini tidak tercapai berdasarkan realisasi kuartal I/2020.

Lalu lintas udara di dunia pada Januari 2020 lebih rendah 6,9% dibanding dengan perkiraan awal. Sementara pada Februari lebih rendah 22,9% dan Maret lebih rendah hingga 53,1%.

Secara kumulatif, penumpang pesawat di dunia sepanjang Januari-Maret 2020 lebih rendah 28,3% atau setara dengan 620 juta penumpang dibandingkan perkiraan awal.

Melihat kondisi tersebut, ACI memperkirakan jumlah penumpang pesawat di dunia pada 2020 hanya sekitar 5,9 miliar penumpang atau terkoreksi 38% (setara 3,6 miliar penumpang) dibandingkan dengan perkiraan awal 9,5 miliar penumpang.

Indonesia National Air Carriers Association (INACA) pada 26 Maret 2020 mengungkapkan bahwa jumlah penumpang pesawat sejak bulan Maret turun drastis. Sejalan dengan itu maskapai mulai mengurangi jumlah penerbangan, baik rute maupun frekwensi sampai 50% atau lebih.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkapkan, sepanjang Januari-Februari 2020 sudah terdapat 12.703 penerbangan yang dibatalkan di 15 bandara utama di Indonesia, terdiri dari 11.680 penerbangan domestik dan 1.023 penerbangan internasional.

Lebih lanjut ia menjelaskan sektor layanan udara kehilangan pendapatan Rp207 miliar, termasuk Rp48 miliar dari penerbangan rute Indonesia-China.

Tren penurunan lalu lintas udara dan pergerakan pesawat di tengah Covid-19 juga dirasakan di bandara-bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II, termasuk Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.

(KAH/EAL)

Baca Juga

Rekomendasi