Forum Kejepangan Medan Mengulas Tentang Agama Orang Jepang

Forum Kejepangan Medan Mengulas Tentang Agama Orang Jepang
Peserta diskusi daring Forum Kejepangan Medan (FORKEM). (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Forum Kejepangan Medan (FORKEM) terus aktif meggelar kegiatan dan diskusi ilmiah meski pandemi Covid-19 melanda.

Yang terbaru, organisasi yang diketuai Alimansyar PhD ini membahas tentang agama orang jepang dalam seminar daring bertajuk "Orang Jepang Beragama: Ya atau Tidak?".

Kegiatan itu menghadirkan tiga narasumber yakni Dr Suyanto, MHubInt, yang merupakan anggota Japan Indonesia Association for Economic Cooperation (JIAEC) Shizuoka Office, Alimansyar, PhD, dosen Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara sekaligus Ketua FORKEM, dan Andi Holik Ramdani, mahasiswa program Ph.D. di Tohoku University.

Dr Suyanto dalam presentasinya memaparkan tentang bagaimana mitologi dalam kepercayaan masyarakat Jepang.

Ia menjelaskan bahwa dalam kepercayaan Shinto yang merupakan kepercayaan yang paling banyak dianut oleh masyarakat Jepang, Kaisar Jepang merupakan “manusia setengah dewa”, dan merupakan keturunan langsung dari dewa tertinggi, sehingga masyarakat Jepang menempatkan kaisar sebagai pusat ritual keagamaan.

Alimansyar, PhD mempresentasikan bagaimana praktik beragama orang Jepang yang terfokus pada pelaksanaan perayaan dan ritus di Takekoma Jinja.

Uniknya, ia menjelaskan bahwa di Jepang, hal-hal yang berkaitan denga nperayaan selalu diadakan di jinja (tempat pelaksanaan ritual keagamaan Shinto), sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan upacara kematian selalu diadakan di Otera (Kuil Buddha).

Hal ini disebabkan oleh, jinja dipercaya sebagai tempat yang suci, sehingga harus terbebas dari kegare (unsur yang kotor).

Dalam presentasinya, Alimansyar menyimpulkan bahwa orang Jepang senantiasa melaksanakan praktik keagamaan sesuai dengan yang mereka anut selama turun-temurun.

"Namun apakah dengan menjalankan praktik keagamaan tersebut, mereka dapat disebut beragama, hal ini sangat bergantung pada definisi agama yang digunakan," ujarnya.

Di lain pihak, Andi Holik Ramdani dalam presentasinya memaparkan bagaimana gambaran kehidupan beragama bagi masyarakat yang menganut agama minoritas di Jepang, yang terfokus pada agama Islam di Jepang.

Selain memaparkan bagaimana gambaran perkembangan kehidupan beragama Islam di Jepang, ia juga memproyeksikannya pada bagaimana hubungan Jepang dengan Islam di masa depan, mengingat semakin eratnya hubungan kerja sama Jepang dengan negara-negara Islam.

Wakil Ketua FORKEM, Khairun Ar Rasyid, SS menjelaskan sejak terjadinya pandemi Covid-19 di seluruh dunia, FORKEM tetap berusaha beradaptasi dengan keadaan sehingga dapat terus memediasi orang-orang yang berkecimpung di bidang keJepangan untuk berbagi ilmu dan hasil penelitiannya.

"Metode penyelenggaraan seminar secara daring ini sendiri merupakan yang kedua kalinya diadakan pascapandemi," ujarnya dalam informasi yang diterima Analisadaily.com, Selasa (27/7).

Ia mengatakan seminar daring kali ini diikuti oleh 80 peserta dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia seperti Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan lainnya.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi