Meledak, Dua Penjinak Bom Sisa Perang Dunia II Tewas

Meledak, Dua Penjinak Bom Sisa Perang Dunia II Tewas
Amunisi dan peralatan Perang Dunia II di sebuah desa dekat Honiara pada tahun 2005, secara teratur ditemukan di Kepulauan Solomon, yang merupakan lokasi pertempuran sengit antara pasukan Sekutu dan Jepang. (AFP/Madeleine Coorey)

Analisadaily.com, Salomon - Dua penjinak bom dari Inggris dan Australia tewas di Kepulauan Solomon ketika persenjataan Perang Dunia II yang mereka bersihkan meledak.

Polisi mengatakan ledakan itu terjadi pada Minggu sore di ibu kota negara kepulauan Pasifik Honiara dan dua warga negara asing itu tewas setelah dibawa ke rumah sakit.

Lembaga amal Bantuan Rakyat Norwegia (NPA), yang menyusun database persenjataan di Solomon, mengonfirmasi dua pekerjanya tewas. Kemudian diketahui masing-masing bernama, Stephen Luke Atkinson dari Inggris dan Trent Lee, warga negara Australia.

"Ini kecelakaan tragis. Sejauh ini kami tahu telah terjadi ledakan dengan akibat yang fatal," kata NPA dalam pernyataannya dilansir dari Channel News Asia, Senin (21/9).

"Prioritas utama kami sekarang adalah menawarkan bantuan kepada kerabat dan kolega, dan untuk mengklarifikasi apa yang telah terjadi,” katanya.

NPA mengatakan aktivitasnya di Solomon telah ditangguhkan sementara sementara ledakan yang menghancurkan itu diselidiki.

"Investigasi harus diselesaikan sebelum ada kesimpulan tentang penyebab kejadian," sambung NPA.

Solomon adalah tempat pertempuran sengit antara pasukan Sekutu dan Jepang dalam Perang Dunia II dan ketika konflik berakhir mereka meninggalkan sejumlah besar peluru, ranjau darat dan amunisi lainnya.

NPA bekerja dengan polisi Kepulauan Solomon untuk mensurvei skala masalah dan mengembangkan program pengumpulan nasional.

Badan amal itu mengatakan di situs webnya bahwa Kepulauan Solomon tetap terkontaminasi parah oleh amunisi yang tidak meledak, yang tidak hanya menimbulkan risiko ledakan tetapi juga sering terdegradasi setelah 75 tahun, melepaskan bahan kimia berbahaya ke lingkungan.

"Amunisi dari konflik terus membunuh atau melukai penduduk setempat secara serius dan digunakan untuk praktik penangkapan ikan yang merusak," bunyi pernyataan itu.

"Senjata peledak sering ditemukan di dalam lokasi konstruksi kota, terumbu karang, pertanian, hutan, dan taman pinggiran kota di mana anak-anak kadang-kadang menemukan dan bermain dengannya,” tambahnya.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi