Langgar Aturan, Akun Pendukung Donald Trump Ditangguhkan

Langgar Aturan, Akun Pendukung Donald Trump Ditangguhkan
Logo Twitter ditampilkan pada layar di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York City, AS, 28 September 2016. (Reuters/Brendan McDermid/File Photo)

Analisadaily.com, California - Twitter telah menangguhkan sejumlah akun yang diklaim dimiliki pendukung kulit hitam Presiden Donald Trump pada kampanye pemilihan ulangnya. Langkah itu dilakukan karena akun tersebut melanggar aturan tentang spam dan platform.

"Tim kami bekerja dengan rajin untuk menyelidiki aktivitas ini dan akan mengambil tindakan sesuai dengan Peraturan Twitter jika Tweet ditemukan melanggar," kata juru bicara perusahaan media sosial tersebut dilansir dari Reuters, Rabu (14/10).

Sebuah ulasan Reuters dari beberapa akun yang ditangguhkan menunjukkan, bahwa mereka sering menggunakan gambar orang sungguhan yang tidak sesuai dengan nama mereka dan mengunggah bahasa yang identik dalam pesan mereka, termasuk frasa: "YA, AKU HITAM DAN AKU PILIH UNTUK TRUMP!!!"

Akun tersebut terkadang diklaim sebagai milik veteran militer atau anggota penegak hukum.

Seorang peneliti disinformasi media sosial di Clemson University, Darren Linvill mengatakan, telah melacak akun tersebut sejak Sabtu, menemukan lebih dari dua lusin akun yang secara kolektif memiliki 265.000 retweet atau mention Twitter.

Kata dia, ukuran akun itu bervariasi tetapi beberapa telah menarik puluhan ribu pengikut. Twitter menolak untuk menentukan jumlah akun yang ditangguhkan atau berkomentar di luar pernyataannya.

Kebijakan Twitter terhadap manipulasi platform dan spam melarang koordinasi antar akun untuk secara artifisial memengaruhi percakapan, termasuk penggunaan beberapa akun atau akun palsu.

Linvill mengatakan, beberapa akun menggunakan foto pria kulit hitam Amerika yang muncul di artikel berita. Beberapa menggunakan gambar identik Trump sebagai gambar header mereka.

Kampanye Trump tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari penyelidikan, yang pertama kali dilaporkan oleh Washington Post.

Linvill pun menyampaikan, sebagian besar akun dibuat pada tahun 2017, tetapi menjadi lebih aktif dalam dua bulan terakhir. Masih kata Linvill, semua akun yang dia lacak di grup itu sekarang telah ditangguhkan Twitter, tetapi kerusakan sudah terjadi.

"Tidak masalah jika Twitter menutup Anda dalam empat hari, itu sudah berdampak," kata Linvill.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi