Keterbatasan Bahan Baku Sebabkan Ekspor Karet Menurun

Keterbatasan Bahan Baku Sebabkan Ekspor Karet Menurun
Pohon karet (Pixabay)

Analisadaily.com, Medan - Jepang kembali menjadi tujuan ekspor utama karet Sumatera Utara (Sumut) setelah Juni-Agustus didominasi China.

Volume ekspor ke Jepang untuk pengapalan bulan September sebesar 6.401 ton atau 18,64 persen dari total volume eskpor September sebesar 34.351 ton.

"Realisasi ekspor September terhadap Agustus 2020 terjadi penurunan 10,8 persen dari 38.182 ton menjadi 34.351 ton," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia Sumatera Utara (Gapkindo Sumut) Edy Irwansyah, Sabtu (31/10).

Dibandingkan volume tahun sebelumnya (Year on Year) juga masih mengalami penurunan sebesar 10,8 persen menjadi 275.249 ton dibandingkan periode yang sama pada Januari-September 2019 sebesar 308.847 ton.

Total volume penjualan September sebesar 37.868 ton, sebesar 91 persen diekpor dan sisanya 9 persen dijual secara lokal. Volume penjualan ini menurun 10,04 persen dibandingkan bulan Agustus sebesar 38,182 ton.

Dijelaskan Edy, penurunan volume ekspor pada September penyebab utamanya adalah keterbatasan baku. Keadaan ini mengakibatkan buyer panik. Kepanikan buyer memicu peningkatan harga di pasar global.

"Keterbatasan pasokan bahan baku ini karena gangguan hujan hampir di semua sentra produksi karet," jelasnya.

Pada September 2020, karet Sumut diekspor ke 36 negara. Sebanyak 6 negara tujuan utama berikut ini mencapai 70,83 persen, yakni (1) Jepang (18,64 persen), (2) USA (12,48 persen), (3) China (12,05 persen), (4) India (11,0 persen), (5) Turki (9,28 persen), (6) Brasil (7,38 persen).

Sementara itu, harga TSR20 di bursa Singapura (SGX) pada 30 Oktober untuk kontrak November sebesar 156,9 sen AS atau meningkat 16,32 sen AS dibandingkan harga rata-rata September sebesar 136.05.

"Sejalan itu, peningkatan harga di tingkat petani juga sudah mengalami peningkatan," tandasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi