Ekspresi Keresahan Tentang Eksistensi Tradisi Melalui Pertunjukan 'Pusuh'

Ekspresi Keresahan Tentang Eksistensi Tradisi Melalui Pertunjukan 'Pusuh'
Sanggar Tari Svadara Indonesia gelar pertunjukan virtual 'Pusuh' (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Sanggar Tari dan Musik Tradisional, Svadara Indonesia, menggelar pertunjukan virtual dengan judul 'Pusuh', karya tari baru yang mengangkat kisah dari tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut).

Pusuh akan ditayangkan secara Live Taping melalui Youtube Channel Svadara Indonesia pada Sabtu, 12 Desember 2020, pukul 19.19 WIB. Pertunjukan ini terselenggara atas dukungan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Pusuh berasal dari bahasa Karo yang berarti Hati atau dalam bahasa lain kapas yang dipintal menjadi benang. Kedua arti ini sangat erat kaitannya dengan Tudung yang menjadi simbol kehormatan bagi masyarakat Suku Karo.

Pertunjukan yang dibawakan oleh Sanggar Svadara Indonesia ini menceritakan tentang seorang gadis yang merasa malu dan bimbang terhadap budaya di tanah kelahirannya untuk mengenakan Tudung. Ia merasa tidak cantik saat mengenakan Tudung. Padahal Tudung yang ia kenakan membuatnya terlihat lebih terhormat.

Penata Tari Pusuh, Syafrizal menjelaskan, ide cerita ini berawal dari keresahan melihat semakin banyak anak muda yang meninggalkan tradisi tanah kelahirannya, khususnya dalam penggunaan atribut fesyen.

Bahkan tak sedikit yang tidak mengetahui bahwa atribut tersebut merupakan tradisi di tanah kelahirannya. Melalui karya ini, pihaknya ingin mengajak generasi muda untuk tetap peduli dengan tradisi di tanah kelahiran masing-masing.

“Perkembangan zaman tentu tak mengharuskan kita untuk mengenakan atribut tersebut, namun kita tetap perlu menjaga kelestariannya,” kata Syafrizal, dalam keterangan resmi diperoleh Analisadaily.com, Kamis (10/12).

Sebagai sanggar yang beraktivitas di Jakarta, Svadara memiliki alasan tersendiri kenapa mengangkat kisah Suku Adat Karo. Sebab, Jakarta memiliki keistimewaannya sendiri, sehingga banyak perantau yang datang.

“Anggota sanggar kami juga banyak dari kalangan perantau. Di sanggar Svadara Indonesia ini, kami bertukar ilmu tentang seni tradisi masing-masing. Misi kami adalah untuk menjaga kelestarian seni tradisi di Indonesia dan ikut berkontribusi dalam pengembangan di bidang seni tari,” sebut Founder Svadara Indonesia, Farah Aini.

Farah menambahkan, alasan mengangkat kisah tentang Suku Adat Karo adalah untuk memperkaya referensi tentang seni tradisi bagi anggota dan masyarakat. Umumnya kita mengenal suku Batak, padahal Suku Batak layaknya suku Jawa, beragam jenisnya. Ada Suku Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Pakpak, Batak Simalungun, dan Batak Angkola.

“Tiap suku memiliki budaya dan tradisi masing-masing. Kita bisa mempelajari dan mendukung kelestariaannya sebagai wujud apresiasi dan bentuk menghargai keberagaman suku bangsa,” sebutnya.

Dalam pembuatan karya Pusug, Svadara Indonesia mengundang Co An Peryanto Purba dan rekan-rekan seniman perwakilan daerah Karo di Anjungan Sumatera Utara TMII sebagai narasumber mengenai seni tradisi Suku Adat Karo. Di awal proses, Co An memberikan materi workshop seputar seni tari dan musik Karo. Selanjutnya, penata tari dan penata musik mulai mengimplementasikan materi workshop dalam bentuk karya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Selatan memberikan dukungan penuh atas terealisasinya pementasan virtual Pusuh.

“Kami sangat mengapresiasi semangat berkarya dari Svadara Indonesia dan pelaku seni lainnya. Kegiatan ini menjadi salah satu bukti bahwa seniman mampu beradaptasi dan berinovasi dalam berkesenian, mampu menghadapi tantangan zaman dengan optimis dan terus berkarya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana.

“Dengan tetap mengedepankan Protokol Kesehatan Covid-19, pada akhirnya karya ini selesai diproduksi dan siap untuk dirilis. Kami sangat berharap dapat menularkan semangat untuk tidak berhenti bergerak di tengah pandemi Covid-19 serta agar karya ini mampu menjadi media literasi budaya bagi generasi penerus Bangsa,” sambungnya.

Seluruh masyarakat diundang untuk dapat menyaksikan pertunjukan virtual perdana Pusuh pada secara gratis melalui Youtube Channel Svadara Indonesia.

Baca Juga

Rekomendasi