Komentarnya Tuai Kritik, Komite Olimpiade Agendakan Pertemuan

Komentarnya Tuai Kritik, Komite Olimpiade Agendakan Pertemuan
Presiden Olimpiade Tokyo 2020, Yoshiro Mori berbicara pada konferensi pers di Tokyo, Jepang, 4 Februari 2021. (Reuters/Kim Kyung-Hoon/Pool)

Analisadaily.com, Jepang - Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 akan mengadakan rapat dewan khusus pada hari Jumat pekan ini setelah protes atas komentar seksis presiden komite, Yoshiro Mori.

Tidak ada rencana untuk membahas pengunduran diri Mori pada pertemuan itu, tetapi dia bisa menghadapi rentetan kritik atas komentarnya.

Mori mendapat kecaman karena mengatakan minggu lalu bahwa pertemuan dengan peserta perempuan membutuhkan waktu lama, menambahkan mereka "bersaing" satu sama lain. Dia meminta maaf dan menarik kembali komentarnya, tetapi kemarahan publik tampaknya jauh dari meredakan.

Menyusul pernyataan Mori, sekitar 390 relawan Games telah mengundurkan diri dan penyelenggara lokal telah menerima lebih dari 4.500 keluhan.

"Kami menanggapi ini dengan sangat serius," kata Menteri Olimpiade Seiko Hashimoto, ketika ditanya tentang pengunduran diri para relawan.

Petisi online yang menuntut tindakan terhadap Mori telah mengumpulkan 140.000 tanda tangan sejauh ini, dan editorial yang diterbitkan pada hari Selasa di harian Mainichi telah meminta Mori untuk mengundurkan diri.

"Ini bukan masalah yang bisa ditutup dengan pencabutan atau permintaan maaf," tulis editorial itu dilansir dari Channel News Asia, Selasa (9/2).

Sponsor juga menjauhkan diri. Perusahaan asuransi Nippon Life Insurance Company mengatakan kepada harian Asahi bahwa mereka "kecewa" dengan pernyataan tersebut dan telah menjelaskannya kepada panitia penyelenggara.

Ketua lobi bisnis yang berpengaruh Keidanren, Hiroaki Nakanishi, awalnya menahan diri untuk tidak berkomentar, tetapi kemudian dia menanggapinya.

"Saya merasa itulah yang sebenarnya dipikirkan sebagian orang di Jepang" dan "media sosial itu menakutkan" mengingat betapa cepatnya komentar dibagikan dan disebarkan secara online," tuturnya.

Ketika diminta untuk mengklarifikasi apa yang dia maksud, Nakanishi mengatakan, sudah menjadi kebiasaan di Jepang untuk membedakan antara pria dan wanita, tetapi pemikiran itu sudah ketinggalan zaman.

Tetapi komentar itu menjadi trending di media sosial pada Senin pagi, dengan orang-orang yang menggunakan Twitter mengungkapkan rasa frustrasi atas komentar Nakanishi juga.

"Dia membuat pernyataan menyeluruh tentang Jepang, tapi saya pikir inilah yang dipikirkan oleh ketua sendiri. Dia sama dengan presiden Mori dalam ketidakmampuannya untuk mendengarkan kritiknya," kata salah satu pengguna Twitter.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi