Jepang Akhiri Olimpiade dengan Rekor Perolehan Emas

Jepang Akhiri Olimpiade dengan Rekor Perolehan Emas
Peraih medali emas Jepang dari cabang Bisbol beregu putra berada di podium dengan membentangkan bendera negaranya. (Reuters/Issei Kato)

Analisadaily.com, Tokyo - Jepang mengakhiri Olimpiade Tokyo 2020 dengan rekor perolehan 27 medali emas, jauh melebihi sebelumnya yaitu 16 emas di Olimpiade Athena 2000.

Manajer umum untuk delegasi nasional Jepang, Mitsugi Ogata, memuji para atlet pada hari Minggu (8/8).

"Senang kami dapat menyampaikan beberapa berita yang menggembirakan," kata Ogata dilansir dari Reuters.

"Ada kekhawatiran tentang Olimpiade yang dianggap tidak perlu di tengah pandemi, tetapi dengan penampilan atlet Jepang, penyelenggara secara bertahap mendapatkan pemahaman publik," katanya pada konferensi pers.

Penghitungan total medali Jepang mencapai 58, juga merupakan rekor dan lebih dari rekor tertinggi sebelumnya yaitu 37 medali di Athena.

Itu termasuk medali dalam selancar dan panjat tebing dan emas untuk pemain skateboard lokal Tokyo Yuto Horigome, ketiganya diantara olahraga yang memulai debutnya di Olimpiade di Tokyo.

Jepang juga terus mencatatkan medali di judo, dengan Uta dan Hifumi Abe menjadi saudara pertama dalam sejarah Olimpiade yang memenangkan medali emas pada hari yang sama.

Proyeksi awal oleh perusahaan data Gracenote telah mematok perolehan medali yang diharapkan Jepang tahun ini pada 60.

Jepang juga menghadapi beberapa kekecewaan besar ketika bintang tenis dan penantang medali teratas Naomi Osaka tersingkir di babak ketiga kompetisi, beberapa hari setelah dia menyalakan obor Olimpiade pada upacara pembukaan.

Juga di golf, Hideki Matsuyama yang terkenal gagal mengantongi perunggu di kompetisi putra. Sementara sebagian besar masyarakat tetap menentang Olimpiade, setelah ditunda pada tahun 2020 karena Covid-19.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah menggembar-gemborkan tingginya pemirsa TV untuk menunjukkan dukungan publik Jepang terhadap acara tersebut. Menurut harian Yomiuri, peringkat TV untuk semi final sepak bola antara Jepang dan Spanyol pada satu titik melonjak menjadi 43 persen.

Penyelenggara juga memuji keberhasilan mereka dalam mencegah acara superspreader Covid-19 di antara staf dan atlet Olimpiade.

Namun, kasus virus Corona harian di kota tuan rumah telah menggelembung selama Olimpiade, melebihi tertinggi sebelumnya dan pada satu titik mencapai lebih dari 5.000 kasus, memusingkan panitia penyelenggara Tokyo 2020.

Meskipun menolak untuk memberikan keputusan akhir pada Olimpiade sampai Paralimpiade selesai, Presiden Tokyo 2020, Seiko Hashimoto mengatakan, dia tidak dapat mengatakan pada tahap ini bahwa telah mencapai kesuksesan 100 persen.

“Jika kita memiliki penonton, kita tidak akan bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat umum,” kata Hashimoto.

Pertandingan diadakan sebagian besar tanpa penonton. Dia mengatakan belum merasa, Olimpiade diterima sepenuhnya oleh publik. Ia menambahkan, ada ruang untuk perbaikan.

Olimpiade diadakan dalam "gelembung" atlet dan ofisial yang masuk, memisahkan mereka dari masyarakat umum dan mencegah penyebaran virus.

CEO Tokyo 2020, Toshiro Muto, mengakui ada insiden menyimpang dari orang-orang terkait Olimpiade yang meninggalkan desa Olimpiade.

"Tetapi secara keseluruhan, saya akan mengatakan, gelembung telah dipertahankan," tutur Muto.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi