Anaknya Menderita Penyakit Atresia Bilier, Rahmat Butuh Bantuan Dermawan

Anaknya Menderita Penyakit Atresia Bilier, Rahmat Butuh Bantuan Dermawan
Bayi dari Rahmat Hidayat dan Olivia Sarida terbaring di atas tempat tidur, Kamis (7/10). (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Seorang bayi berusia 7 bulan, AAH, menderita penyakit Atresia bilier, yang ia alami pasca dua minggu kelahirannya.

AAH merupakan anak keempat dari pasangan Rahmat Hidayat (31) dan Olivia Sarida (27) yang tinggal di Jalan Medan Area Selatan, Gang Mulia. Ia hanya bisa terbaring di kamar dan dibantu oksigen dalam bernafas.

"Seminggu sudah mendapat perawatan medis di RSUD dr Pirngadi Medan, namun kondisinya belum menunjukkan kondisi membaik," kata Olivia, Kamis (7/10).

"Alhasil, pihak rumah sakit tak mampu menangani penyakit yang diderita, hingga kami membawanya pulang ke rumah," kata Olivia.

Dikutip dari laman alodokter, penyakit Atresia bilier adalah kondisi ketika saluran empedu pada bayi yang baru lahir tertutup sehingga menyebabkan cairan empedu menumpuk di dalam hati. Kondisi ini dapat terjadi sejak bayi di dalam kandungan. Namun, gejalanya lebih sering muncul 2 hingga 4 minggu setelah dilahirkan.

Saluran empedu adalah saluran yang membawa cairan empedu dari sel hati ke usus 12 jari. Cairan empedu berperan dalam proses pencernaan lemak dan vitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K. Cairan empedu juga berfungsi membuang racun dan zat limbah lain keluar dari tubuh.

Pada bayi dengan atresia bilier, cairan empedu tidak dapat mengalir ke usus karena tertutupnya saluran tersebut. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan hati dan memicu terbentuknya jaringan parut yang lama-kelamaan bisa berkembang menjadi sirosis.

Atresia bilier bukanlah penyakit yang diturunkan dari orang tua dan jarang terjadi. Meski begitu, kondisi ini termasuk serius dan berbahaya jika tidak ditemukan dan ditangani dengan cepat.

Olivia mengatakan awalnya keadaan anaknya normal sejak dari kandungan hingga berusia sebulan setelah lahir. Namun dirinya mulai mencurigai dikarenakan sisi mata anaknya itu berwarna kuning.

"Berbagai perobatan baik medis dan alternatif terus kami lakukan," ucapnya.

Namun, hingga kini, kata Olivia mereka tidak mampu membawa ke RSUP H Adam Malik dikarenakan tidak memiliki BPJS.

"Kami gak bisa bawa ke Adam Malik. Seharusnya memang ia dirujuk ke sana sesuai arahan dari Pirngadi. Namun kalau untuk masuk di kelas umum, kami tidak sanggup karena biaya mencapai Rp 1,5 miliar," jelasnya.

Olivia menuturkan, suaminya juga telah berusaha membuat BPJS, namun hingga kini tidak juga selesai dengan berbagai alasan dari pihak BPJS.

"Gak tahu di mana kendalanya. Sampai saat ini BPJS juga tidak selesai. Kami sudah melaporkan ke pemerintah setempat, namun memang belum ada titik terang. Kami bingung mau mencari dana di mana," tuturnya.

"Sementara, anak-anak muda di sini, berupaya membuat postingan di masing-masing sosial media untuk mencari para dermawan yang tergerak hatinya membantu anak kami," pintanya.

Sementara, tubuh balitabitu terus membesar karena penanganan yang kurang.

"Dokter juga menyarankan agar kami mengganti susu khusus, namun kami tidak mampu. Hanya susu yang terjangkau yang bisa kami berikan," katanya.

Orang tuanya meminta bantuan para dermawan agar meringankan biaya perawatan anaknya melalui BRI 335001040697538 atasnama Olivia Saridah maupun kontak 085371441941.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi