Erick bersama Ade Prasetyo tiba di lokasi kegiatan silaturahmi BPD HIPMI Sumut sekitar pukul 12.00 WIB. Hadir pula, Wakil Ketua Umum BPP HIPMI, Akbar Himawan Buchari.

“Penculikan halus, tidak ada rencana sendiri dan penuh risiko,” kata Erick dengan nada bercanda dalam sambutan, disambut riuh undangan yang hadir, ditulis Senin (10/1).

Dalam arahannya, Erick menilai, HIPMI, khususnya BPD HIPMI Sumut memiliki tiga peran penting dalam rangka pembangunan di Sumut.

“Yang pertama, HIPMI mendorong kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah dengan skala lebih gede. Tapi ngga bisa (dengan) saya aja. Ada Menko terlibat, ada ini (HIPMI) terlibat. Yang kedua, kerja sama HIPMI sama BUMN, saya rasa udah jalan, tinggal ditingkatin terus,” katanya.

Selain itu, HIPMI menurutnya, juga berperan mendorong berjalannya ekosistem di kawasan Danau Toba. Dengan infrastruktur yang cukup beragam di kawasan tersebut, kata Erick, harus berbarengan dengan ekosistem yang berjalan.

Berdasarkan pengalamannya bermalam di kawasan tersebut, Erick memaparkan sejumlah hal yang perlu mendapatkan perhatian. Dia juga menceritakan pengalamannya menginap di kawasan tersebut, yang terganggu dengan suara klakson truk yang melintas.

“Nah, HIPMI bisa dorong. Kenapa? Karena di situ ada delapan bupati, ya kalau tetap jalan itu dilintasin oleh truk. Kan, sebenarnya jalan truk itu udah ada opsinya. Ada lewat situ, ada lewat yang lain. Seperti kita waktu itu, Puncak (kawasan Puncak Bogor) ngga boleh lewat truk. Gitu kan kayak gitu-gitu mungkin yang bisa meng-influence itu HIPMI,” ungkapnya.

Erick optimistis, pola berpikir HIPMI yang lebih ekonomis akan membantu mendorong berjalannya ekosistem di kawasan Danau Toba sebagai Destinasi Super Prioritas.

“Saya yakin lah, adek-adek HIPMI lebih economical,” ungkapnya.

Hadir pada kegiatan itu, sejumlah pengurus BPD HIPMI Sumut, serta beberapa pimpinan BPC HIPMI se-Sumut.

(RZD)