Viralnya Sumut, Mulai dari Jewer Menjewer Sampai Dugaan Perbudakan

Viralnya Sumut, Mulai dari Jewer Menjewer Sampai Dugaan Perbudakan
Sumut Viral. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com - SUMATERA Utara (Sumut) akhir-akhir ini menjadi sangat viral. Tapi sayang, bukan karena prestasinya. Melainkan karena sejumlah kejadian "extraordinary" yang berhubungan dengan pejabat daerahnya. Viral pertama datang dari persoalan jewer menjewer ala Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat memberikan pembekalan kepada para atlet di Aula Rumah Dinas Gubsu.

Kala itu, Ayah Edy--begitu ia akrab disapa, geram karena saat sedang bicara salah seorang peserta terlihat tak serius menyimak. Lantas ia memanggil peserta itu.

Ayah Edy lalu bertanya, yang kemudian diketahui bahwa yang bersangkutan adalah pelatih biliar. "Kenapa tidak tepuk tangan?," tanya gubernur dalam video yang viral sejagad maya tersebut.

Usai tanya bertanya, Gubsu melayangkan tangannya menjewer pelatih biliar tersebut. Perihal yang kemudian membuatnya berbuntut hukum.

Tidak terima, Coki Aritonang si pelatih biliar mengadukan hal tersebut ke Polda Sumatera Utara didampingi beberapa pengacara. Gubsu sendiri mengklarifikasi bahwa yang dilakukannya adalah 'jewer sayang'.

Tapi Coki menuntut permintaan maaf. Melayangkan somasi. Gubsu tak menggubris. Laporan resmi pun dilayangkan. Kasus ini masih sampai pada tahap pemeriksaan saksi-saksi.

Bak gunung es, peristiwa itu membesar. Konon kabarnya, Gubsu melalui pengacaranya akan melapor balik. Netizen pun dibuat riuh dengan peristiwa ini. Lini masa media sosial ditingkahi rekaman video Gubsu yang menjewer menjadi bulan-bulanan warganet.

Para pejabat dan politisi terbelah dua. Ada yang menyayangkan tingkah Gubsu ada pula yang berusaha mendamaikan. Media mainstream sampai media abal-abal tak henti mengulik dan mengulang-ngulang peristiwa yang heboh ini.

Baru lagi senyap sebentar, jagad dunia maya kembali dihebohkan dengan peristiwa yang tak kalah gempar. KPK mencokok Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-angin. Mantan Ketua DPRD Langkat ini sejatinya bukan sembarang bupati. Kekayaannya, berdasarkan data LHKPN, Rp85 miliar.

Cukup untuk menempatkan sang bupati menjadi salah satu kepala daerah terkaya di republik ini. Seolah tak puas dengan kekayaannya, bupati jtertangkap tangan atas kasus dugaan suap proyek yang turut menyeret abang kandungnya.

Persoalan tak berhenti di kasus korupsi. Publik dibuat terhenyak dengan adanya kerangkeng tempat manusia dipenjarakan di rumah Bupati Terbit. Kerangkeng itu berisi beberapa orang. Di antaranya ada yang berwajah lebam.

Migrant Care, organisasi nirlaba yang konsern terhadap perdagangan manusia, menduga ada perbudakan modern yang dilakukan.

Hal itu buru-buru dibantah orang terdekat bupati, menurut informasi yang diterima, kerangkeng itu diperuntukkan untuk pecandu narkoba. Semacam pusat rehabilitasi tidak resmi yang dimiliki dan dikelola pribadi oleh Terbit Rencana. Tapi tetap salah karena keberadaannya ilegal dan ditengarai tidak menerapkan asas-asas hak asasi manusia. Migrant Care pun membuat aduan resmi terkait keberadaan kerangkeng itu.

Usai dugaan perbudakan, Terbit juga terancam kasus lain, yakni eksploitasi hewan dilindungi. Saat KPK melakukan penggeledahan kedua di rumah bupati, satu orangutan dievakuasi oleh BKSDA. Binatang langka itu ditemukan di kediaman Terbit.

Bukan hanya orangutan, kabarnya juga ada beberapa hewan langka lainnya yang dipelihara tanpa prosedur yang benar. Kasus ini pun sedang didalami. Beruntun kejadian OTT Bupati Langkat yang mengekor setelahnya kembali menjadikan Sumut viral.

Sayang, sungguh sayang.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi