Gubernur Aceh Usulkan Pocut Meurah Intan Jadi Pahlawan Nasional

Gubernur Aceh Usulkan Pocut Meurah Intan Jadi Pahlawan Nasional
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, didampingi Bupati Blora, Arief Rohman, ziarah makam Pocut Meurah Intan di Komplek Makam Keluarga, Tegal Sari, Blora, Jawa Tengah, Kamis (17/3) (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Blora - Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menyampaikan usulan agar salah satu tokoh pejuang perempuan Aceh, Pocut Meurah Intan, menjadi Pahlawan Nasional.

“Mudah-mudahan semangat kepahlawanan beliau dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia dan menggugah semangat kita semua dalam membangun negeri ini menjadi lebih baik lagi, apalagi jika beliau dapat diusulkan menjadi Pahlawan Nasional,” kata Nova saat berziarah ke Komplek Makam Pocut Meurah Intan, di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (17/3).

Menurut Nova, Pemerintah Aceh juga merencanakan segera memugar makam Pocut Meurah Intan di Kabupaten Blora. Hal itu dilakukan sebagai upaya merawat sejarah serta mengenang sikap heroik dan jiwa patriotik pejuang wanita Aceh itu.

“Pemugaran makam Pocut Meurah Intan dan keluarga besarnya itu, nanti akan dianggarkan melalui Anggaran Pendapat Belanja Aceh (APBA). Saat ini sedang disusun oleh Pemerintah Kabupaten Blora, melalui arahan Bupati Blora,” kata Nova.

Nova menyebutkan, pentingnya melakukan pemugaran makam pahlawan perempuan asal Aceh ini, guna merawat sejarah. “Makam ini juga akan kita viralkan (promosikan) sebagai destinasi wisata ziarah. Karena banyak masyarakat Aceh di Malaysia ingin berziarah ke makam Pocut Meurah Intan,” imbuh Nova.

Pada kesempatan itu, Nova mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Jawa Tengah (Jateng) dan Kabupaten Blora, karena telah merawat dan menjaga makam Pocut Meurah Intan yang merupakan pahlawan perempuan dari Tanah Rencong itu.

“Insya Allah, tahun ini Pemerintah Aceh juga akan melakukan pemugaran terhadap makam Pocut Meurah Intan,” ujar Nova.

Ia menjelaskan, Pocut Meurah Intan merupakan sosok pejuang Aceh, salah seorang srikandi yang namanya masih begitu hidup di dalam dada masyarakat Aceh hingga saat ini, karena berkat kegigihannya perjuangan beliau mengusir penjajah dari Bumi Nusantara ini.

“Bersama suaminya, Tuanku Abdul Majid, Pocut Meurah Intan dikenal sebagai tokoh dari Kesultanan Aceh yang paling anti Belanda,” kisahnya.

Menurut catatan sejarah, kata Nova, perjuangan Pocut Meurah terjadi di akhir abad 19 sampai awal abad 20. Pada 11 November 1902, beliau dikepung oleh serdadu khusus Belanda dari Korps Marchausse dan terdesak.

Dengan 2 tetakan luka di kepala, 2 di bahu, sementara 1 urat kening dan otot tumitnya putus, beliau terbaring di tanah penuh dengan darah dan lumpur.

“Namun beliau tetap tidak menyerah dengan rencong yang masih tergenggam kuat di tangannya. Semangat pantang menyerahnya ini ternyata sangat dikagumi Belanda, bahkan beliau diberi gelar Heldhafting atau yang gagah berani,” kata Nova.

Sehingga, berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda, pada 6 Mei 1905, beliau beserta putranya, Tuanku Budiman, dan seorang anggota keluarga kesultanan bernama Tuanku Ibrahim diasingkan ke Blora.

Di Blora pula, Pocut Meurah Intan berpulang ke rahmatullah pada 19 September 1937, dan dimakamkan di Desa Temurejo.

“Atas nama seluruh masyarakat Aceh, kami menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Blora, yang selama ini telah memberikan perhatian dalam merawat dan menjaga makam Pocut Meurah Intan,” ujarnya.

Bupati Blora, Arief Rohman mengatakan, pihaknya mendukung penuh usulan Gubernur Aceh untuk dijadikan Pocut Meurah Intan menjadi Pahlawan Nasional. Dengan begitu, hubungan antara dua daerah ini akan semakin kuat, dengan harapan semakin banyak pula saudara-saudara Aceh yang akan melakukan kunjungan ke Blora.

Pemerintah Kabupaten Blora dan keluarga besar Aceh di Blora merasa bahagia atas kunjungan Gubernur Aceh di Kabupaten Blora. Apalagi, hubungan Aceh dan Blora punya kekuatan tersendiri, karena salah satu tokoh pejuang perempuan Aceh, Pocut Meurah Intan dimakamkan di Blora.

“Kalau di Sumedang ada Cut Nyak Dhien, sementara di Blora ada Cut Meurah Intan,” kata Bupati.

(MHD/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi