Perpusnas Selenggarakan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Sumut

Perpusnas Selenggarakan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Sumut
Perpustakaan Nasional memfasilitasi pertemuan antar pengelola perpustakaan dalam kegiatan Peer Learning Meeting (PLM) tingkat Provinsi di Sumut, Selasa (9/8) (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) saat ini tengah mendorong gerakan literasi untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat. Di mana, Perpusnas menyelenggarakan kegiatan 'Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial' di Sumatera Utara (Sumut).

Agar proses transformasi perpustakaan dapat terus berlanjut dan meningkat, Perpustakaan Nasional memfasilitasi pertemuan antar pengelola perpustakaan dalam kegiatan Peer Learning Meeting (PLM) tingkat Provinsi. Seperti yang dilaksanakan di Sumut mulai Selasa (9/8) hingga Kamis (11/8).

Plt Kadis Perpustakaan Sumut, Dwi E Purwanti mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari program prioritas nasional 2020-2024 dengan tujuan untuk memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul melalui peningkatan kemampuan literasi untuk mewujudkan Indonesia Maju.

"Transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial menitikberatkan pada peningkatan kapasitas pengelola perpustakaan agar dalam memberikan layanan perpustakaan mampu memahami kebutuhan masyarakat, memberikan inovasi layanan dengan melibatkan keterlibatan masyarakat dan membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan layanan perpustakaan yang sesuai kebutuhan masyarakat," katanya kepada wartawan, Selasa (9/8).

Dwi mengungkapkan, pasca bimtek tersebut, perpustakaan didorong untuk mengimplementasikan program dengan meningkatkan layanan informasi, melakukan kegiatan pelibatan masyarakat sesuai kebutuhan, melakukan advokasi untuk membangun dukungan serta publikasi dari kegiatan perpustakaan.

Meskipun di tengah pandemi Covid-19 dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, serta pembatasan berkegiatan, perpustakaan tetap berupaya memberikan layanan dan membantu masyarakat. Hal ini tampak dari munculnya impact atau orang yang berubah hidupnya setelah memperoleh layanan perpustakaan.

"Program perpustakaan berbasis inklusi sosial itu program nasional yang tujuan akhirnya adalah bagaimana kita bisa menjadikan perpustakaan itu bukan sekedar untuk membaca tetapi dari membaca muncul kreativitas dan inovasi dari masyarakat yang pada akhirnya itu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi, tujuan akhirnya adalah kesejahteraan masyarakat," ungkapnya.

Dwi menuturkan, untuk Sumatera Utara hari ini ada 7 daerah yang mengikuti. Dan itu yang menerima pertama di tahun 2022. Karena sebelumnya di tahun 2018 ini programnya sudah ada 14 daerah dan 51 Desa.

"Namun, itu masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah desa yang ada di Sumut. Kita ada 6.000 lebih desa. Tapi kita baru bisa menyentuh 51 desa. Di mana, hambatan kita adalah anggaran. Ini adalah tahun kelima seharusnya kita bisa menyentuh angka di 25 persen. Namun karena keterbatasan dana ditambah karena Covid-19 ini agak terhambat. Dan ini baru kegiatan pertama pasca Covid-19," tuturnya.

"Harapan kita dengan program ini betul-betul bermanfaat bagi masyarakat dan masyarakat merasakan dampak dari program ini. Berupa peningkatan kesejahteraan dan pemerintah Sumatera Utara pasti mendukung ini," sambung Dwi.

Untuk diketahui, di tahun 2022 ini, Perpustakaan Nasional memperluas Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di 96 Perpustakaan Desa yang berada di 136 kabupaten/kota, di 34 Provinsi.

Pada Maret hingga Juni 2022, Perpustakaan Nasional telah membekali para pengelola perpustakaan penerima manfaat program melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi & Komunikasi (SPP-TIK).

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi