Media Sosial Efektif Sebagai Ladang Dakwah

Media Sosial Efektif Sebagai Ladang Dakwah
Webinar “Ngobrol Bareng Legislator: Digitalisasi Content Islam Rahmatan Lil Alamin” (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Perkembangan teknologi digital saat ini berkembang sangat pesat dan mempengaruhi banyak orang. Pengguna internet di Indonesia tahun 2021 sebanyak 212, 9 juta dan media sosial yang paling populer tahun 2021 adalah WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok, Telegram, dan juga Twitter.

Anggota Komisi I DPR RI, Muhamad Arwani Thomafi, menyatakan bahwa dalam digitalisasi contentIslam Rahmatan Lil Alamin. Banyak cara yang dapat digunakan untuk menyebarkan konten dakwah, tidak hanya datang kesebuah majelis atau pengajian saja, tetapi dengan adanya media sosial sekarang yang tidak terbatas pada tempat dan waktu sangat efektif untuk digunakan sebagai wadah untuk ladang dakwah.

“Media digital yang sangat cepat mempengaruhi masyarakat. Dalam hal digitalisasi content Islam sekarang tidak hanya datang kesebuah majelis atau pengajian di sebuah tempat, dengan adanya media sosial yang tidak terbatas pada ruang dan waktu sangat efektif untuk digunakan sebagai ladang dakwah baik mengenai ceramah keagamaan, musik religi, ataupun berita keislaman. Yang mana sekarang ini, masyarakat cenderung malas untuk menghadiri acara secara langsung dengan adanya media sosial sangat membantu,” kata Arwani, dalam webinar “Ngobrol Bareng Legislator: Digitalisasi Content Islam Rahmatan Lil Alamin”, Minggu (26/2).

Adanya konten keagamaan diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seseorang, terciptanya harmoni di sosial media umat Islam dan harmoni antar umat beragama, meningkatkan pengetahuan keagamaan, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) umat Islam, serta mendorong terciptanya persatuan masyarakat Indonesia.

Dalam webinar tersebut, Arwani mengatakan, “Jika ingin membuat konten dakwah atau keagamaan di media sosial ada tiga hal yang harus dipertimbangkan, yakni selektif dalam memilih dan membuat konten jangan asal-asalan, mengedepankan rasionalitas dengan dasar-dasar dan rujukan yang jelas dan kuat, serta perhatikan dampak hukum nantinya.”

Ketua Sekolah Tinggi Islam Kendal, KH Ahmad Tantowi menyampaikan, pada masa pandemi Covid-19 yang lalu, segala aktivitas sehari-hari sangat dibatasi salah satunya aktifitas keagamaan seperti ibadah di masjid dan mushola. Perkembangan teknologi dan digital turut juga mengubah prilaku dan gaya hidup masyarakat. Sehingga, dalam mencari ilmu pengetahuan agama bisa dilakukan dengan adanya media digital.

“Perkembangan teknologi dan digital telah mengubah prilaku dan gaya hidup masyarakat sekarang. Terlebih dengan adanya Covid-19 yang membatasi berbagai aktifitas keagamaan seperti ibadah di masjid dan mengaji. Cepatnya perkembangan literasi digital di kalangan umat Islam yang dilakukan dengan mengaji melalui media sosial seperti WhatsApp, YouTube, Live Streaming serta adanya Zoom akan mempermudah aktivitas tersebut dan menjadi sebuah kenormalan nantinya,” sebut Tantowi.

Tantowi mengatakan bahwa, “Kemampuan literasi informasi di era digital saat ini mutlak diperlukan dan harus ditingkatkan oleh umat Islam. Ajaran islam menempatkan informasi sebagai bagian penting dari karakter yang melekat pada setiap manusia dan persoalan terkait informasi harus dapat dipertanggungjawabkan.”

Menurut Tokoh Masyarakat, Abdul Syukur, penggunaan media sosial tidak hanya muncul sisi positif tetapi juga menimbulkan dampak negatif salah satunya munculnya berita hoax yang dikhawatirkan berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat.

Di era digital, masyarakat memiliki ketergantungan terhadap media sosial. Tetapi, secara emosional belum memiliki filter untuk bisa memilah dan memilih informasi yang tersebar dalam media sosial, sehingga memunculkan perbedaan pendapat yang dapat memicu terjadinya kegaduhan dalam media sosial.

“Carilah kejelasan terhadap berita-berita yang ada di media, jangan langsung menerima mentah-mentah informasi yang ada begitu saja. Sikapilah berita yang beredar dengan cermat di berbagai media yang ada di internet dan TV. Karena banyak orang yang hanya mencari ketenaran, rating tinggi semata-mata untuk mendapatkan penghasilan bukan kejujuran,” ucap Syukur.

Untuk meningkatkan digitalisasi content Islam Rahmatan Lil Alamin dalam mengunggah konten-konten keagamaan perlunya hal-hal yang diperhatikan, penggunaan media sosial yang bijak, tidak menerima mentah-mentah berita atau informasi yang tidak jelas, serta harus meningkatkan literasi keagamaan.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi