STAI Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Gelar Workshop Penulisan Jurnal Internasional

STAI Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Gelar Workshop Penulisan Jurnal Internasional
Ketua STAI Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Junaidi, MPd memberikan plakat kepada narasumber Workshop Penulisan Jurnal Internasional. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Binjai - STAI Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Kota Binjai, Sumatera Utara, menggelar Seminar dan Workshop Pendampingan Penulisan Jurnal Internasional dalam acara yang berlangsung di aula lantai III kampus terkait, Kamis (09/03) pagi.

Kegiatan yang diikuti lebih dari 50 dosen dari berbagai perguruan tinggi ini resmi dibuka oleh Ketua STAI Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Kota Binjai, Junaidi SS SPd MSi, dengan menghadirkan Guru Besar Linguistik Universitas Bengkulu, Prof Safnil Arsyad MA PhD, sebagai narasumber.

Acara ini turut dihadiri Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Administrasi, Good Government, dan Hubungan Antar Lembaga Keagamaan, Hasan Basri Sagala, Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Kemenag RI, Dr Thobib Al-Asyhar MSi, Kakan Kemenag Kabupaten Langkat, H Ainul Aswad MA, KTU Kankemenag Kota Binjai, H Armaya Azmi SHI MAg, Wakil Ketua Yayasan Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Kota Binjai, Dr Zulham MH, serta Wakil Ketua I dan III STAI Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Kota Binjai, Dr Elida Elfi Barus SE MA dan Dr Abdul Halim Nasution SAg SH MH.

Staf Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Administrasi, Good Government, dan Hubungan Antar Lembaga Keagamaan, Hasan Basri Sagala, menyambut baik pelaksanaan Seminar dan Workshop Pendampingan Penulisan Jurnal Internasional bagi para dosen, yang menurutnya sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan literasi para civitas akademika.

Secara khusus dia sangat mendukung usulan kenaikan status STAI Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Kota Binjai menjadi institut. Sebab menurut Hasan, peningkatan status perguruan tinggi keagamaan merupakan salah satu program prioritas Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Namun dia tetap mengingatkan setiap pimpinan perguruan tinggi keagamaan agar menerapkan sistem pengelolaan perguruan tinggi secara tepat dan melakukan pencegahan terhadap berbagai resiko. Hal ini dikarenakan semakin tinggi status dan nama sebuah perguruan tinggi, biasanya rentan terjadi konflik internal yayasan.

"Harus juga diingat, usaha meningkatkan mutu pendidikan perguruan tinggi keagamaan tidak cukup dengan perubahan status saja, tetapi juga perubahan mindset dan kualitas dosen dan mahasiswa. Salah satunya melalui peningkatan kemampuan literasi dengan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi," seru Hasan.

Sebaliknya, Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Kemenag RI, Dr Thobib Al-Asyhar MSi, menyatakan, sejauh ini ada empat hal yang terus dilakukan Kemenag RI dalam upaya meningkatkan mutu perguruan tinggi keagamaan, yakni transformasi kelembagaan, transformasi akademik, transformasi pengelolaan keuangan, dan transformasi progres program dari yang bersifat nasional menuju internasional.

"Seminar seperti ini juga menjadi salah satu penunjang bagi para dosen dan civitas akademika perguruan tinggi keagamaan agar go international, terutama melalui karya ilmiah berupa jurnal internasional," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua STAI Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Kota Binjai, Junaidi SS SPd MSi, mengaku bangga dan bersyukur karena kedatangan seorang pakar, yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para dosen dan civitas akademika mengenai teknis penulisan jurnal internasional.

"Kegiatan ini pada dasarnya merupakan salah satu upaya kita meningkatkan kualitas para dosen, agar ouput yang dirasakan dapat terus meningkat, yakni mewujudkan akademisi dan sarjana yang kompetitif dan berkualitas. Sehingga hal ini akan mendukung perubahan status STAI Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Kota Binjai menjadi institut, bahkan hingga menjadi universitas," ujar Junaidi.

Harapan serupa juga diutarakan Wakil Ketua Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlaihiyah Kota Binjai, Dr Zulham MH. Apalagi dia mengakui, dalam dua tahun terkahir STAI Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlaihiyah Kota Binjai telah mengalami banyak perubahan, bukan hanya dari segi infrastruktur dan fasilitas akademis, tetapi juga dari segi kualitas dan kuantitas dosen dan mahasiswa.

Bahkan diakui Zulham, saat ini pihaknua telah memulai pembangunan kampus II di Desa Seimencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Hal ini dilakukan sebagai upaya pengembangan sarana dan prasarana kegiatan akademis, mengingat STAI Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Kota Binjai saat ini telah menghimpun lebih dari 4.000 mahasiswa dan 90 dosen.

"InsyaAllah, kita targetkan STAI Syeikh H Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Kota Binjai menjadi universitas pertama yang ada di Kota Binjai," ucap Zulham.

Sementara itu, Prof Safnil Arsyad MA PhD dalam materinya berjudul "Masalah dan Solusi dalam Menulis Artikel Jurnal Internasional" menekankan pentingnya para akademisi memahami konsep menulis jurnal internasional. Hal ini mengingat sebagian besar pembaca jurnal bukanlah orang awan, melainkan para pakar dan peneliti.

Di sisi lain dia juga mengingatkan seluruh peserta seminar agar memahami proporsi tulisan pada artikel di sebuah jurnal internasional. Dalam hal ini, artikel akan baik untuk dipublikasikan dalam jurnal internasional apabila memiliki judul menarik, menggunakan bahasa Inggris atau bahasa asing populer, didasarkan pada hasil riset terbaru, menggunakan referensi dan metode penelitian yang tepat, menulis secara argumentatif dan bukan secara deskriptif, serta persentase proporsi uraian harus tepat dengan perbandingan isi dan uraian pendukung 60:40.

Namun Safnil tetap mengimbau para akademisi untuk lebih cermat dalam memilih jurnal untuk mempublikasikan artikel ilmiahnya. Sebab seiring perkembangan teknologi informasi dan peningkatan kebutuhan media publikasi, diakuinya saat ini banyak sekali jurnal abal-abal yang bermunculan.

"Pesan saya, jadikan menulis sebagai hobi. Kalau sudah hobi pasti menjadi suka. Munculkan ide lewat membaca. Tetap semangat mengirimkan artikel kita ke berbagai jurnal internasional, walaupun sering ditolak. Sebab jika sampai artikel kita terbit, maka akan ada kenikmatan yang luar biasa dan itu juga akan semakin memotivasi kita untuk terus meneliti," seru Safnil.

(REL/BR)

Baca Juga

Rekomendasi