Kapal Pengangkut Ratusan Migran Hilang di Laut Mediterania

Kapal Pengangkut Ratusan Migran Hilang di Laut Mediterania
Arsip Foto - Pengungsi Suriah mencium putrinya saat berjalan di tengah badai hujan menuju perbatasan Yunani-Makedonia, dekat desa Idomeni, Yunani, Kamis (10/9/2015) (ANTARA/REUTERS/Yannis Behrakis)

Analisadaily.com, Roma - Sebuah kapal yang memuat sekitar 500 migran, termasuk bayi yang baru lahir dan seorang perempuan hamil, telah hilang di tengah Laut Mediterania, demikian menurut dua kelompok amal, Jumat (26/5).

Dilansir dari Antara, mengutip Reuters, Alarm Phone, sebuah grup amal yang menerima permintaan tolong dari kapal tersebut, mengatakan bahwa mereka kehilangan kontak sejak Rabu (24/5) pagi.

Pada saat itu, kapal migran tersebut terombang-ambing dengan kondisi mesin mati dalam kondisi gelombang tinggi sekitar 320km dari utara pelabuhan Benghazi, Libya dan lebih dari dari 400m dari Malta, atau Sisilia di selatan Italia.

Emergency, sebuah LSM Italia pada Kamis mengatakan, bahwa kapal Life Support dan Ocean Viking, masih belum berhasil menemukan kapal tersebut dalam 24 jam dan tidak menemukan tanda-tanda kalau kapal tersebut tenggelam.

Seorang juru bicara Emergency mengatakan, Jumat, bahwa pencarian masih terus dilakukan, dan menambahkan bahwa ada kemungkinan kapal tersebut dibantu oleh kapal lain, atau bisa juga sudah bisa memperbaiki mesin dan melanjutkan perjalanan ke Sisilia.

Sementara itu, Penjaga Pantai Italia pada Kamis (25/5) melaporkan telah menyelamatkan 423 dan 671 migran dalam dua kesempatan terpisah dalam sebuah operasi pencarian di perairan Italia.

Menurut Alarm Phone, migran yang diselamatkan tersebut tidak ada hubungan dengan kapal yang hilang.

Pihak Penjaga Pantai Italia tidak memberikan komentar mengenai hal tersebut.

Dalam sebuah insiden terpisah, badan amal Jerman SOS Humanity mengatakan bahwa sebanyak 27 migran diselamatkan oleh sebuah kapal tanker minyak dan secara ilegal dibawa kembali ke Libya.

Berdasarkan hukum internasional, para migran tidak bisa secara paksa dikembalikan ke negara-negara di mana mereka merasa terancam dan dokumentasi penyiksaan terhadap migran di Libya sudah diketahui secara luas.

Performance Shipping, perusahaan Yunani pemilik kapal tanker P. Long Beach tersebut, yang disinyalir terlibat dalam insiden, tidak memberikan jawaban saat diajukan pertanyaan melalui situs web perusahaan.

Negara-negara Eropa semakin memperketat migrasi, termasuk Italia, yang menghadapi lonjakan kedatangan lewat laut.

Tercatat lebih dari 47.000 pendaratan migran sepanjang tahun ini, naik dari sekitar 18.000 dibanding periode yang sama pada 2022.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi