Pemblokiran Jalan, Muspika Percut Seituan Akan Hadirkan Kades untuk Klarifikasi

Pemblokiran Jalan,  Muspika Percut Seituan Akan Hadirkan Kades untuk Klarifikasi
Sejumlah kaum ibu memegang poster bernada protes saat melakukan aksi pemblokiran Jalan Kawasan Industri, Pasar I, Tanjungselamat, Percut Seituan, Deliserdang, Kamis (27/7) pagi. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Percut Seituan yang meliputi perwakilan camat, polsek dan koramil berjanji menghadirkan Kepala Desa Tanjungselamat, Herman, di Aula Kantor Camat Percut Seituan, Jumat (28/7), sebagai upaya dan kesempatan klarifikasi.

Kehadiran Kepala Desa bersangkutan sangat diharapkan untuk memberikan klarifikasi mengapa enggan bertemu masyarakat yang melakukan pemblokiran Jalan Pasar I/Jalan Kawasan Industri Dusun V Pasar I Desa Tanjungselamat, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang sejak Rabu (26/7).

Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan, Kamis (27/7), kesepakatan tiga pilar dari Muspika Percut Seituan itu tertuang dari hasil pertemuan sejumlah perwakilan warga dengan unsur muspika, sebagai upaya agar warga tidak lagi melakukan pemblokiran jalan yang mengakibatkan akses keluar masuk di kawasan industri tersebut lumpuh total.

Sementara, ketidakhadiran Kepala Desa Tanjungselamat untuk bertemu warga di lokasi pemblokiran jalan, menguatkan dugaan masyarakat bahwa yang bersangkutan memiliki kepentingan pribadi bermotif ekonomi terhadap pembangunan proyek pergudangan di kawasan tersebut.

Di sisi lain, aksi pemblokiran jalan oleh masyarakat yang didominasi kalangan ibu berlanjut pada Kamis (27/7) pagi. Aksi serupa berlangsung sehari sebelumnya, Rabu (26/7). Masyarakat memblokir akses jalan keluar masuk di Jalan Kawasan Industri Pasar I, Dusun V, Desa Tanjungselamat, Percut Seituan.

Pemblokiran jalan ini dilakukan karena warga kesal kepada aparat desa yang hingga saat ini belum melakukan perbaikan jalan di lokasi itu yang sudah dipenuhi lobang sehingga masyarakat setiap hari harus "makan abu".

Di lokasi pemblokiran, terlihat puluhan emak-emak memblokir jalan dengan duduk di tengah jalan dengan menggunakan bangku panjang yang terbuat dari kayu. Bangku kayu yang diletakkan untuk memblokir jalan tertulis kata-kata "Bapak Anies Baswedan Tolong Aspal Jalan Kami" dan "Kami sudah tidak tahan makan abu".

Selain menggunakan bangku kayu, puluhan emak-emak ini juga menggunakan batang pohon pisang yang diletakkan di tengah jalan. Akibat aksi memblokir jalan ini, arus lalu lintas di kawasan tersebut lumpuh total.

Sebelumnya, salah seorang warga yang kesal dengan kondisi badan jalan tersebut, AR Nasution, mengemukakan, aksi pemblokiran jalan itu merupakan ungkapan kekesalan warga terhadap kondisi jalan berlubang dan berdebu yang rusak akibat dilalui ratusan truk beroda 10 dari proyek pergudangan di kawasan tersebut yang berlangsung selama 24 jam.

Disampaikannya, badan jalan tersebut mulai rusak parah pada awal 2023. Sampai saat ini belum ada pihak terkait atau pemerintah setempat yang peduli untuk mengaspal jalan rusak yang diperkirakan sepanjang kurang lebih dua kilometer tersebut.

Diungkapkannya, pada Februari 2023, Kepala Desa Tanjungselamat dan perwakilan warga melakukan pertemuan membahas rencana perbaikan dan pengaspalan jalan rusak itu. Dalam pertemuan tersebut, kepala desa berjanji jalan tersebht akan diaspal pada Maret-Juni 2023.

"Nyatanya, hingga Juli 2023 akan berakhir, janji perngaspalan tersebut tidak terealisasi dan akhirnya warga pun memblokir jalan," jelas.

Mewakili warga lainnya, AR Nasution berharap agar Bupati Deliserdang dan jajarannya segera menertibkan ratusan truk milik perusahaan di pergudangan tersebut yang disinyalir sebagai penyebab jalan berlubang dan rusak berat.

Di samping itu, masyarakat juga berharap agar Bupati Deliserdang dan jajarannya mendesak pihak pengelola pergudangan dan perusahaan terkait untuk bersedia bertanggung jawab mengaspal jalan tersebut.

(GAS/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi