Konservasi Orangutan Dibuat Sesuai Habitatnya di Pancur Batu

Konservasi Orangutan Dibuat Sesuai Habitatnya di Pancur Batu
Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) saat memaparkan lokasi Orangutan Haven di Medan (Analisadaily/Jafar Wijaya)

Analisadaily.com, Medan - Orangutan Haven, sebuah sumber daya konservasi dan pendidikan baru, telah dibuka di Sumatera Utara. Terletak di Kecamatan Pancur Batu, Deliserdang, tempat ini bertujuan menjadi tempat tinggal jangka panjang bagi Orangutan yang tidak dapat dilepasliarkan ke habitat mereka yang asli di hutan.

Orangutan Haven didedikasikan untuk memberikan pengalaman inspiratif dan informatif kepada masyarakat luas. Pengunjung diajak untuk mempelajari berbagai aspek lingkungan, seperti spesies seperti orangutan dan habitatnya, konstruksi berkelanjutan, pertanian organik, dan energi terbarukan. Melalui topik lingkungan hidup yang relevan, tujuan utama Orangutan Haven adalah meningkatkan kesadaran lingkungan dan mengajarkan pentingnya menjaga alam.

Inisiatif Orangutan Haven berawal dari kolaborasi antara Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Balai Besar KSDA Sumatera Utara) melalui Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP) sejak tahun 2001. Program ini telah melepasliarkan lebih dari 350 orangutan ke habitatnya dengan tujuan membangun populasi orangutan liar baru yang mandiri.

Sebagai bagian dari Orangutan Haven, Pusat Rehabilitasi Orangutan Batu Mbelin menyediakan fasilitas berupa pulau-pulau terisolasi untuk orangutan yang tidak dapat dilepasliarkan ke alam. Saat ini, terdapat 8 orangutan yang mendapatkan perawatan dan kesejahteraan di pulau-pulau ini.

General Manager Orangutan Haven, Hetty Berliana Damanik, mengatakan bahwa tempat seluas 40 hektar ini merupakan gabungan antara kebun binatang dan santuari, yang unik karena dibuka untuk umum. Pengunjung dapat belajar tentang orangutan sebagai duta konservasi dan menyadari pentingnya menjaga hutan sebagai habitat alaminya.

"Selain menjadi pusat konservasi, Orangutan Haven juga menjadi pusat pendidikan. Tempat ini terbuka untuk masyarakat dan sekolah yang ingin memanfaatkan fasilitasnya sebagai sumber daya pendidikan. Modul pendidikan yang telah dipersiapkan mencakup Kurikulum Merdeka Belajar," katanya, Senin (13/11).

Orangutan Haven juga berkomitmen pada konstruksi berkelanjutan dengan menggunakan bambu sebagai bahan utama. Tempat ini juga memperkenalkan energi terbarukan untuk menciptakan lingkungan yang ramah lingkungan.

Drh. Yenny Saraswati, yang terlibat dalam program rehabilitasi, menjelaskan bahwa orangutan yang mendapatkan perawatan di Orangutan Haven memiliki keterbatasan fisik dan psikis.

"Mereka diharapkan dapat menjadi duta konservasi yang menyampaikan pesan penting tentang menjaga habitat alaminya," jelasnya.

Saat ini, kunjungan ke Orangutan Haven terbatas dengan reservasi terlebih dahulu, tetapi diharapkan bahwa tempat ini akan dibuka untuk pengunjung umum pertengahan tahun depan. Diharapkan melalui pengalaman ini, masyarakat akan lebih sadar akan pentingnya konservasi hutan, perlindungan Orangutan, dan adaptasi menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi