Isi Podcast di PKPA, Prof Ridha Ajak Kawula Muda Gunakan Gadget Secara Sehat

Isi Podcast di PKPA, Prof Ridha Ajak Kawula Muda Gunakan Gadget Secara Sehat
Isi Podcast di PKPA, Prof Ridha Ajak Kawula Muda Gunakan Gadget Secara Sehat (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Sambangi kantor Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) Sumatera Utara, Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) Prof. Dr. dr. Ridha Dharmajaya Sp BS (K) berkesempatan berdialog dengan kawula muda.

Pertemuan yang dibalut dalam acara Podcast itu, Prof Ridha memaparkan bahaya penggunaan gadget yang tidak tepat memiliki dampak serius terhadap fisik serta ancaman judi online yang digandrungi kawula muda.

Dalam acara yang dipandu oleh host Sofri, Prof Ridha menjelaskan jika penggunaan gadget sehat berdasarkan penelitian ahli di Australia adalah dua jam per hari dan rentang usia 13 tahun ke atas.

"Bagi ananda yang menggunakan gadget unuk mensiasatinya agar tidak berdampak terhadap penjepitan saraf di bagian leher. Ini sering dirasakan oleh kawula muda karena posisi yang tidak tepat saat menggunakan gadget. Padahal ini kasus yang dialami oleh usia 50 hingga 60 tahun," ucapnya, di acara Podcast Ruang Pikir kantor PKPA, Jalan Setia Budi Medan belum lama ini.

Masih menurut Prof Ridha, saraf kejepit pada leher jika terus dibiarkan akan berdampak fatal yakni kematian saraf. Jika ini terjadi maka orang tersebut akan cacat atau lumpuh.

"Kita sering tidak menyadari saraf kejepit dengan gejala kesemutan, leher berat, kepala sering sakit dan tidak segar saat bangun tidur adalah awal penyebab kematian saraf. Kita sepele dan terus bermain gadget hingga berjam-jam lamanya, setiap hari bahkan hingga tahunan lamanya. Ketika saraf kita yang mati maka kita akan lumpuh. Tangan dan kaki tak bisa digerakkan, buar air kecil dan besar loss atau keluat sndiri serta seksualitas bagi kaum pria tak lagi berfungsi," ungkapnya.

"Jika sudah seperti ini maka kita akan jadi generasi lumpuh karena tak ada lagi obat yang bisa menyembuhkan dan tidak ada operasi yang bisa mengembalikan," ujarnya melanjutkan.

Di acara yang juga menghadirkan Raka mewakili kaum muda penggerak Digital Heroes yang mengusung gerakan Hero Of Digital Protection, Prof Ridha mengajak kawula agar lebih bijak menggunakan gadget.

Apalagi dirinya juga menyinggung trend kawula muda yang menggandrungi judi online.

"Saat ini yang lagi happening adalah judi online, dewa Zeus dibawa-bawa. Adiksi gak? Setelah kecanduan uang habis larinya kemana? kriminal dan langkah cepat lainnya pinjaman online. Bisa kebayar gak? Akhirnya frustasi dan bunuh diri. Ini problem yang juga dihadapi kawula muda," tuturnya.

Prof Ridha juga mengingatkan jika saat ini Indonesia dalam situasi bonus demografi di mana jumlah usia produktifnya jauh lebih tinggi. Kondisi itu hanya dialami India dan Indonesia.

Tentu saja peluang kerja ke luar negeri semakin terbuka mengingat negara lain masih kekurangan sumber daya manusia.

"Manfaatkan momen ini. Jadilah generasi berkualitas yakni pintar, sehat dan berahlak yang baik. Karena pintar, sehat dan baik bukan lagi pilihan tapi kewajiban. Di era globalisasi persiangan hadir dari luar. Bahkan 10 tahun ke depan kita juga akan bersaing dengan mesin. Jika adinda masih gunakan gadget tidak tepat dan tidak sesuai fungsinya, siap-siap rasakan kegagalan," ucapnya.

Prof Ridha juga tak menampik jika anak-anak tidak akan mampu menjaga dirinya.

"Jutru kita saat ini terus suarakan bagaimana awarnes pemerintah membuat regulasi tentang penggunaan gadget. Apalagi Indonesia tertinggi dalam durasi penggunaan gadger hingga 6 jam lebih per hari namun belum ada aturan penggunaan yang dikeluarkan oleh pemerintah," sebutnya.

China selaku produsen gadget sambungnya, telah membuat aturan khusus bagi anak-anak yang menggunakan gadget lewat aplikasi pintar yang membatasi waktu penggunaan dan pembatasa akun yang hanya bisa dibuka sesuai usianya.

"Untuk itu, selain pemerintah dengan aturan atau regulasinya, orang tua juga harus terus mengawasi anandanya karena mereka tidak akan bisa sendirian. Saat ini momen terpenting keluarga mengambil peran dalam menyambut bonus demografi," tuturnya mengakhiri.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi