Pelaku UMKM Diajak Melek Digital, Pengamat Ekonomi Singgung Peran Pemerintah

Pelaku UMKM Diajak Melek Digital, Pengamat Ekonomi Singgung Peran Pemerintah
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Inisiator Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI), Prof Ridha Dharmajaya tak pernah lelah mengajak pelaku UMKM untuk melek digital.

Ajakan itu kerap disuarakannya agar menjadikan peluang mendatangkan uang dan sekaligus bisa meningkatkan ekonomi keluarga.

Mendatangkan uang dengan mudah menurut Prof Ridha, tak hanya lewat pekerjaan-pekerjaan konvensional atau yang sudah ada sejak dulu.

Namun dengan memanfaatkan teknologi digital seperti media platform ataupun media sosial, diyakini bisa mendatangkan uang meski hanya di rumah.

"Saya sangat mendukung dan ikut mengajak para pelaku usaha kecil menengah tak terkecuali kaum ibu mulai membangun usahanya dengan memanfaatkan platform media sosial. Ketika biaya sewa tinggi dan menjadi masalah yang sering dihadapi, lapak virtual atau market place untuk menggelar dagangannya menjadi solusi nyata bagi mereka yang memiliki keterampilan dan keberanian," ungkap Prof Ridha, Rabu (17/1).

Ketika itu bisa berjalan, guru besar Fakultas Kedokteran itu menilai, problematika ekonomi rumah tangga bisa teratasi.

"Banyak pelaku usaha kecil yang sudah memulai usahanya dengan memanfaatkan teknologi digital dan Alhamdulillah banyak yang berhasil ketika itu ditekuni. Tinggal lagi bagaimana kita berani mencoba memulainya dan menjemput peluang yang ada," ungkapnya.

Hal senada disampaikan pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin.

Dirinya menilai, sudah selayaknya pelaku UMKM khususnya yang berorientasi pada industri rumahan melek digital.

"Salah satu peran media digital belakangan ini yang paling banyak dimanfaatkan oleh pelaku UMKM adalah sebagai media promosi," ungkapnya kepada awak media, Rabu (17/1/2024).

Masih menurut Gunawan, sudah zamannya juga pelaku usaha mulai kelas mikro hingga korporasi besar yang menggunakan teknologi sebagai bagian dari strategi berjualan.

Sejauh ini, sebut Gunawan, pelaku usaha rumahan masih banyak yang menjajakan secara kovensional. Namun itu bukan sepenuhnya dikarenakan oleh pelaku usaha yang tidak mau memanfaatkan teknologi informasi sebagai bagian dari usahanya.

Akan tetapi memang tidak semua industri rumahan benar-benar membutuhkan teknologi informasi.

"Ada banyak faktor yang menjadi pendorongnya. Sebagai contoh usaha kuliner yang sudah memiliki pelanggan tetap, dan pelaku usaha sudah memiliki nama atau merek yang cukup dikenal. Sehingga tidak membutuhkan tambahan instrumen atau alat promosi lainnya. Atau pelaku usaha yang didirikan hanya untuk melayani masyarakat sekitar," ungkapnya.

"Seperti usaha dagang rumahan (kelontong), yang memang kurang membutuhkan masyarakat jauh dari wilayahnya untuk membeli barangnya tersebut," ujarnya melanjutkan.

Contoh seperti ini bilang Gunawan bisa terjadi saat ada pelaku usaha yang menilai harga jual barang menjadi kurang berdaya saing, saat ada pelanggan jauh datang mengambil barangnya dengan ongkos transportasi yang tinggi.

"Atau sejumlah kendala lainnya yang membuat kehadiran teknologi informasi menjadi kurang begitu menguntungkan jika digunakan untuk jenis usaha tertentu. Akan tetapi saya tetap menyarankan agar pelaku usaha rumahan tetap melek teknologi agar mampu beradaptasi dengan zaman yang kian berkembang saat ini," katanya.

Disrupsi pasar sebutnya lagi, tengah terjadi sekarang, seiring dengan kehadiran teknologi informasi yang memangkas rantai pasok menjadi lebih pendek dan efisien.

"Untuk itu perlu kehadiran pemerintah di sini dalam mendorong agar pelaku usaha rumahan terbuka dan beradaptasi dengan teknologi yang berkembang. Setidaknya akan menjadi pintu masuk bagi terbukanya informasi baru yang diharapkan bisa menjadi inspirasi masukan atau ide bagi pelaku usaha," tuturnya mengakhiri.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi