Dosen USU Pengabdian di Desa Parsingguran II dari Desa Berkembang Wisata menjadi Desa Maju Wisata

Dosen USU Pengabdian di Desa Parsingguran II dari Desa Berkembang Wisata menjadi Desa Maju Wisata
Dosen USU Pengabdian di Desa Parsingguran II. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Humbahas - Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara melalui Tim Pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Samerdanta Sinulingga, S.ST.Par., M.Par., yang juga Dosen Perjalanan Wisata Fakultas Vokasi bersama dengan Mahasiswa USU dan Perangkat Desa Parsingguran II Kabupaten Humbang Hasundutan menginisiasi beberapa program dalam mendukung kenaikan kelas Desa dari Desa bekembang menjadi desa maju wisata.

Terdapat 5 kategori kelas desa wisata: dimulai desa wisata rintisan, desa wisata berkembang, desa wisata maju hingga desa wisata mandiri. Sejak 3 tahun berturut-turut desa parsingguran ii menjadi sebuah desa binaan usu yang kian melesat keberadaan dan pengelolaan dibawah pendampingan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Dimulai dari sebuah lahan pertanian biasa hingga menjadi sebuah destinasi wisata favorit di Kabupaten humbang hasundutan.

“Ada beberapa program pengabdian masyarakat yang kami ciptakan untuk mendukung desa parsingguran menjadi desa wisata maju. Program ini tercipta dari pertanyaan-pertanyaan kami yang didasari pengamatan di lapangan. Ditahun pertama, setelah melakukan pengamatan, muncul pertanyaan kami, bagaimana caranya agar PAD (Pendapatan Asli Desa) dari pariwisata bisa tercipta? Itu pertanyaan kami di awal. Ditahun kedua, bagaimana caranya wisatawan nyaman berkunjung??. Di tahun 2024 sebagai pendampingan terakhir USU, pertanyaan yang tersirat yaitu: Bagaimana caranya agar sistem terbangun,” kata Samerdanta mewakili tim Pemas USU, belum lama ini.

Di tahun ini, tim memberikan beberapa bantuan diantaranya: 1) dua buah alat pertanian 5 in 1 (ada 5 jenis kegunaan dalam satu alat pertanian yang diberikan); 2) sebuah software alat analisis pengkaji kepribadian secara ilmiah, sederhana, mudah digunakan dan mudah dimengerti; 3) sebuah komputer tablet sebagai alat untuk pencatatan keuangan berbasis cloud; 4) sebuah print stuk transaksi; 5) pemberian aplikasi/software sistem keuangan terbuka; 6) majalah wisata; 7) bentuk 3D Cartoon masterplan desa; 8) pemberian peta potensi wisata; 9) seragam resmi pengelola wisata desa parsingguran ii; 10) pemberian alat pencatatan performa sumber daya manusia skala UMKM; 11) pemberian alat Analisis Sosial Media.

“11 pemberian oleh Universitas Sumatera Utara melalui LPPM menjadi kuncian utama dari akhir pengabdian saya di desa parsingguran ii ini. Alat pengkaji kepribadian digunakan secara dangkal dalam mengetahui prospek kinerja seseorang. Saya rasa sangat jarang ada sistem atau alat rekrutmen penerapannya untuk skala desa, mungkin ini yang pertama, sebuah desa punya alat pengkaji kepribadian dalam sistem rekrutmen desa. Alat analisis sosial media, akhirnya desa punya sistem mengukur kekuatan sistem promosi mereka dengan cara yang sistemik," ujarnya.

"Namun dari 11 hal yang diberikan oleh USU ini, favorit saya ada di sistem keuangan terbuka berbasis cloud, saya menaruh harapan yang sangat besar di lingkup ini. Saya dan tim merancang agar sistem keuangan terbuka dapat menjadi tali pengikat seluruh sistem yang ada di jejaring manajemen. Jadi strategi kami, ketika kami menarik dan memusatkan sistem keuangan terbuka berbasis cloud ini, yang lain lain terpaksa ikut tertarik, karena sudah diikat semua pada satu titik. Ketika digerakkan sistem keuangan, performance budaya harus jalan, majalah wisata terpaksa dijalankan, software yang kami berikan harus digunakan. Ini adalah rencana besar kami,” imbuh Samerdanta.

Kepala Dea Parsingguran II Sabar Banjarnahor mengucapkan terima kasih kepada tim Pemas USU atas bantuan yang diberikan.

"Kami berharap bantuan yang diberikan tersebut dapat meningkatkan pengembangan dari UMKM kami,” ucap Sabar Banjarnahor.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi