Veeshan Juarai Kompetisi Piano Nusantara Plus Tingkat Nasional

Veeshan Juarai Kompetisi Piano Nusantara Plus Tingkat Nasional
Veeshan Nathaniel Tandino pemenang Kompetisi Piano Nusantara Plus Tingkat Nasional Plus diapit juri Alfred Sugiri (kiri) dan Andan Sukarlan (kanan) menerima penghargaan. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Setelah memenangkan babak penyisihan regional Kompetisi Piano Nusantara Plus di Medan September lalu, pemain biola berusia 13 tahun Veeshan Nathaniel Tandino berhasil menyabet Juara Pertama di kategori Musik Kamar di babak final di Jakarta l, Minggu kemarin. Sementara Jeane Halim berada di posisi ke-2 di kategori Piano Pemula B.

Kompetisi Piano Nusantara Plus (KPN+) berakhir Minggu, 8 Desember 2024 setelah memecahkan rekor dan mematahkan mitos bahwa musik klasik "tidak diminati generasi alpha" di Indonesia. Diikuti 477 peserta dari berbagai instrumen dan vokal klasik di 8 kota (Depok, Medan, Palembang, Bekasi, Bogor, Bandung, Tangerang, Jakarta), KPN+ menjadi kompetisi musik klasik paling populer di Indonesia. Kata "plus" menandakan kompetisi ini bukan hanya untuk pianis dan piano. Melainkan bisa melibatkan instrumen lain dan vokal klasik (Tembang Puitik). Bentuknya tidak hanya solo piano, tapi bisa duo, trio, sampai quintet. Demikian juga dengan fisik dari para peserta, bisa saja merupakan penyandang disabilitas.

Para peserta Kompetisi Piano Nusantara Plus telah dinilai oleh dewan juri yang bereputasi Internasional. Banyak diantaranya adalah pemenang Ananda Sukarlan Award di masa lampau. Di babak final kemarin, yang diadakan di Institut Francais d'Indonesie di Jakarta, juri diketuai Ananda Sukarlan dengan dua anggota juri pianis Stephanie Onggowinoto (Master of Music dari Royal College of Music, London, Inggris) dan Alfred Sugiri (Master of Music dari Musikhochschule Lübeck, Jerman).

Veeshan Nathaniel Tandino lahir pada tahun 2011 di Medan, ia memulai studi biolanya melalui metode Suzuki, dan berkembang pesat. Kini ia bersekolah di Sumatra Conservatoire dibimbing Maulida Nur Isnaini, dan ternyata cita-citanya adalah menjadi seorang dokter!

Selain hadiah trophy, medali dan undangan konser setahun ke depan bersama Ananda Sukarlan, Ananda pribadi juga telah memilih beberapa pemenang untuk mendapatkan "Golden Ticket" ke kompetisi paling bergengsi yang akan diadakan tahun depan ke 8 kalinya, Ananda Sukarlan Award Competition 2025. Ini berarti mereka dapat langsung masuk ke babak final tanpa mengikuti babak penyisihan. Dari 120 finalis, hanya 15 mendapatkan Golden Ticket tersebut, dan dua diantaranya adalah Veeshan Nathaniel Tandino dan Jeane Halim (hanya dua pemenang dari Medan, bahkan dari seluruh Sumatra di Kompetisi ini yang mendapatkan Golden Ticket ini).

Selain Veeshan dan Jeane Halim, ada beberapa peserta yang menonjol dan mendapat pujian dari Ananda Sukarlan pribadi. Ananda Sukarlan merasa bahagia karena beberapa peserta mengambil musikku tentang hak asasi manusia.

"Dari dulu sejak kuliah saya memang sudah tertarik dengan isu ini. Misalnya saya bikin beberapa Tembang Puitik dari puisi-puisi penyair kulit hitam pertama yang diterbitkan dalam sejarah, mantan budak dari Afrika, Phyllis Wheatley. Di KPN+ ada pianis Fatihah Firdaus membawakan musik saya tentang Ahok yang dizholimi dan dijebloskan ke penjara "No More Moonlight Over Jakarta", kemudian bariton Wirawan Cuanda menyanyikan Prison Songs dari puisi-puisi Sutikno WS penyair Lekra yang ditulis di penjara Salemba. Juga soprano Ratnaganadi Paramita menyanyikan aria dari opera tentang human trafficking, dari teks puitis Emi Suy. Ratnaganadi dan Wirawan keduanya meraih Juara Pertama kategori Tembang Puitik. Ini bukti bahwa a good musician is also good human being (musikus yang baik adalah juga manusia yang baik)" papar pianis lulusan Koninklijk Conservatorium dari Den Haag (Belanda) yang ditulis oleh harian Sydney Morning Herald sebagai "One of the world's leading pianists at the forefront of championing new piano music" ini.

Berikut daftar lengkap penerima Golden Ticket Final Round Ananda Sukarlan Award 2025 :

PIANO : Pemula A – Chiara Kertalesmana

Pemula B

Rachel Charlotte Gunawan
Easton Soetemo
Jeane Halim

Pemula C – Rafaella Kirana Kamarga

Menengah B – Danita Nauli Sammara Siregar

Lanjutan A – Reynard Jeremy Chandra

Lanjutan B – Hananiah Agabe Manondangi Sagala

Musik Kamar – Veeshan Nathaniel Tandino

Tembang Puitik

Wirawan Cuanda
Ratnaganadi Paramita
Achmad Akbar Rifanda
Freya Murti Pramudita
Aurelia Vicci Abigail Hutajulu
Fae Bernice Robin

(MC)

(REL/BR)

Baca Juga

Rekomendasi