Jakarta, (Analisa). Bank Rakyat Syariah (BRI Syariah) akan menjadi bank menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). Rencananya KUR yang akan disalurkan tersebut sebesar Rp500 miliar dengan skala mikro maksimal Rp25 juta per nasabah. Sedangkan tingkat margin (suku bunga) yang ditawarkan sebesar 9 persen.
“Sebenarnya KUR yang akan kami salurkan ini sama dengan KUR dari bank konvensional, bedanya hanya waktu akadnya saja,” kata Direktur Utama BRI Syariah Moch. Hadi Santoso, pada acara buka puasa dengan media di Jakarta, Kamis malam.
Hadi mengatakan, BRI Syariah telah mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjadi penyalur KUR Syariah dan telah menjalin kerja sama dengan PT Jamkrindo Syariah. BRI Syariah telah memiliki sistem dalam jaringan online berupa aplikasi penunjang pembiayaan yang menghasilkan data KUR sesuai dengan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) Kementerian Keuangan.
Kini tinggal menunggu persetujuan dari Kementerian Keuangan yang belum keluar saja, “Untuk penyaluran KUR ini proses plafon dari Menko Perekonomian sudah selesai, OJK juga sudah membolehkan, tinggal menunggu dari Kementerian Keuangan yang belum keluar saja,” katanya.
Mekanisme pembiayaan, akan menggunakan struktur murabahah, yakni jual beli yang dilakukan antara bank syariah dan nasabah (end user) dengan margin per tahun setara dengan yang ditetapkan pemerintah sebesar sembilan persen. Sedangkan wilayah yang disasar adalah seluruh Indonesia yang memiliki kantor cabang dan sebagian besar diarahkan ke Indonesia bagian timur.
“Kami berharap pemerintah segera menetapkan BRI Syariah menjadi bank syariah pertama yang menyalurkan KUR dengan skema syariah. Agar kami dapat berkontribusi dalam penguatan ekonomi melalui penyaluran KUR,” tegasnya.
Sementara itu kinerja BRI Syariah, hingga April 2016, aset perusahaan mencapai Rp24,432 triliun atau meningkat 0,83 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai Rp20,472 triliun atau meningkat 4,19 persen. Sedangkan pembiayaan tumbuh 2,93 persen menjadi Rp17,148 triliun. (try)