Sosok Azhar Abdullah sudah tidak asing lagi bagi pengrajin dan pengusaha kain tenun di Batubara. Memulai karier sebagai penenun, dia sudah menggeluti usaha ini sejak 35 tahun silam.

Saat ini Azhar yang akrab biasa disapa Ayek telah memiliki 60 karyawan pengrajin kain tenun yang tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Batubara.

Setiap bulan Azhar bisa mengantongi omzet berkisar Rp 30-an juta. Kain tenun milik Azhar sudah dipasarkan hingga ke Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, Thailand, Belanda, Qatar dan lainnya.

Azhar mengaku, untuk pemasaran kain tenun miliknya tidak ada kendala.

"Saat ini permintaan kain tenun Batubara cukup banyak, baru-baru ini juga ada pesanan dari Ibu Gubernur Sumatera", ujarnya sambil tersenyum.

Sementara Kepala Dinas Koperindag dan UKM Kabupaten Batubara, Ahmadan Chair mengatakan, sejak diresmikan kampung tenun oleh Bupati Batubara Zahir dan menjelang Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU), permintaan kain tenun Batubara mengalami peningkatan.

"Saat ini para pengrajin kebanjiran order, mereka kewalahan memenuhi permintaan konsumen," kata Ahmadan, Rabu (19/2).

Di samping itu, Pemkab Batubara terus berupaya mengembangkan kampung tenun menjadi ikon Kabupaten Batubara sehingga menarik wisatawan domestik hingga mancanegara.

"Dalam waktu dekat kampung tenun akan ditata dengan sebaik mungkin, di pintu masuk kampung tenun akan dibangun gapura, dan di setiap pekarangan rumah pengrajin akan dibangun tempat bertenun bagi pengrajin," sebutnya.

(AP/EAL)