Persoalan Biaya Jadi Kendala Hoirul Nasution untuk Kuliah ke Mesir

Persoalan Biaya Jadi Kendala Hoirul Nasution untuk Kuliah ke Mesir
Muhammad Hoirul Amri Nasution (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Sibuhuan - Semangatnya Muhammad Hoirul Amri Nasution (19) untuk menimba ilmu hingga ke perguruan tinggi tidak pernah pupus, meski perekonomian orang tuanya sebagai petani di kampung kurang mendukung.

Sejak masih duduk di pondok Pesantren Almukhlishin Sibuhuan, Hoirul telah memantapkan hati ingin melanjutkan studi ilmu agama. Sebab, ia memercayai ilmu itu kelak bisa memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Hoirul merupakan putra pasangan Abdul Haris Nasution dan Epria Dasmi Pasaribu. Hoirul anak kedua dari tiga berdaudara yang lahir dan besar di Desa Hutarimbaru, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padanglawas.

Hoirul bercerita, usai lulus dari Madrasah Aliyah Almukhlishin ia memberanikan diri untuk ikut tes masuk kuliah ke Mesir. Dari 500 lebih siswa se-Indonesia yang ikut tes, diambil 300 siswa, dan namanya ikut dinyatakan lulus.

“Saya sudah selesai mengikuti kursus bahasa enam bulan di Bekasi,” ungkapnya, Selasa (29/9).

Namun usai dinyatakan lulus, Hoirul menghadapi kendala biaya. Kondisi perekonomian keluarganya yang sangat sulit, sehingga tak memungkinkan dirinya bisa melanjutkan sekolah, apalagi ke luar negeri.

“Saya selama ini selalu ingin kuliah, tapi kondisi ekonomi keluarga kurang mendukung,” ucapnya.

Namun, setiap kali ia menuturkan cita-citanya ini kepada kedua orang tuanya, lagi-lagi persoalan ekonomi menjadi penghalang. Terlebih abang kandung Hoirul Nasution juga masih aktif kuliah di Mesir.

“Orang tua saya jadi kesulitan biayanya, karena abang saya mash kuliah di Mesir,” ujarnya.

Bagi Hoirul kuliah itu harus, karena dengan kuliah bisa berkembang. “Tapi kalau orang tua sudah bilang tidak mampu, tidak mungkin dipaksa. Jadi, saya hanya bawa dalam doa saja, dan benar-benar tidak menyangka, saya akhirnya lolos testing untuk kuliah ke Mesir,” ungkapnya.

Hoirul menuturkan, dana yang ia butuhkan untuk bisa kuliah di Mesir mencapai Rp 39 juta. Saat ini yang terkumpul baru Rp 12 juta. Dana yang terkumpul adalah bantuan, termasuk patungan bantuan dari santri Almukhlishin.

"Saya sudah berikhtiar kesana kemari, tapi dananya masih kurang,” ungkapnya.

Hoirul sangat berharap bantuan dari para dermawan untuk bisa menutupi kekurangan biaya melanjutkan studinya ke Mesir. Jika ada bantuan yang mau disalurkan bisa menghubungi pihak Pesanteren Almukhlishin atau keluarga Hoirul dengan nomor kontak 0823834992745.

(ATS/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi