Demonstrasi Tolak UU Ciptaker di Sidimpuan Ricuh

Demonstrasi Tolak UU Ciptaker di Sidimpuan Ricuh
Massa mahasiswa saat menggelar unjuk rasa di Kantor DPRD Padangsidimpuan, Kamis (8/10). (Analisadaily/Hairul Iman Hasibuan)

Analisadaily.com, Padangsidimpuan - Demonstrasi seribuan mahasiswa dari berbagai organisasi internal dan eksternal menuntut pembatalan pengesahan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja di Kantor DPRD Padangsidimpuan, jalan Sudirman, Kamis (8/10), berakhir ricuh.

Dalam aksi itu, sejumlah aparat Kepolisian dan mahasiswa mengalami luka di bagian kepala, kaki dan tangan akibat lemparan batu.

Seribuan mahasiswa yang merupakan gabungan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kota Padangsidimpuan, HMI, PMII, IMM dan GMNI itu, tiba di kantor DPRD Sidimpuan pukul 11.30 WIB.

Mereka berjalan kaki dari titik kumpul Alaman Bolak sekitar 200 meter dari gedung DPRD P. Sidimpuan sembari membawa spanduk besar serta berbagai poster berisi penolakan terhadap UU Omnibus Law.

Setibanya, didepan Kantor DPRD Sidimpuan secara bergantian para orator dari tiap organisasi mahasiswa langsung menggelar orasi terbuka, mengecam disahkannya UU Omnibus Law.

Meski dibawah hujan gerimis dan pengawalan ketat ratusan personil keamanan dari Polri maupun Satpol PP, massa berbagai almamater ini tidak bergeming dan terus melakukan skenario aksinya.

Sempat terjadi aksi dorong-dorongan antara aparat kepolisian dengan massa mahasiswa yang mencoba masuk ke gedung DPRD, namun upaya itu bisa diredam pihak keamanan.

"Mohon adek-adek mahasiswa tahan diri, jangan terpancing provokasi,” kata Kapolres Sidimpuan, AKBP Juliani Prihatini.

Namun, sekitar pukul 13.50 WIB kondisi memanas, akibat tidak satupun anggota dewan yang mau keluar gedung untuk menjumpai mahasiswa.

Lemparan batu ke arah gedung dewan terjadi bertubi-tubi, akibatnya sejumlah aparat keamanan dan massa demo mengalami luka-luka.

Hingga pukul 15.30 WIB sebagian massa masih bertahan didepan komplek ATC sekitar 150 meter dari kantor DPRD Sidimpuan.

Namun sebagian besar massa mahasiswa lainnya memilih membubarkan dirinya sendiri, karena khawatir kembali terjadinya aksi anarkis.

Disisi lain, aparat keamanan masih terus melakukan pagar betis jalan menuju kantor DPRD P. Sidimpuan.

(HIH/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi