Pemagaran Tambak Hariara Raja Pasaribu Habeahan

Pemagaran Tambak Hariara Raja Pasaribu Habeahan
Makam Raja Pasaribu Habeahan di Desa Sipultak Dolok, Kecamatan Pagaran, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan – Keturunan Oppung Pasaribu Habeahan akan melakukan pemagaran makam Raja Habeahan di Desa Sipultak Dolok, Kecamatan Pagaran, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

Namun sebelum diberi pagar, beberapa dari keturunan Oppung Raja Habeahan ini sedang bekerja untuk mensosialisasikan rencana tersebut kepada semua dongan tubu atau kawan satu marga Pasaribu Habeahan.

Pemagaran tambak atau pusara itu bertujuan agar semua orang, terutama yang bermarga Pasaribu Habeahan mengetahui, bahwa tempat ini merupakan asal mula marga Pasaribu Habeahan.

Sabar Pasaribu, salah satu keturunan dari Raja Habeahan mengatakan, ratusan tahun lalu di daerah itu belum ada semen seperti sekarang ini. Sehingga, pertanda makam itu hanya diberi sebuah pohon bernama Hariara.

Dan sekarang, lanjutnya menceritakan, pohon Hariaranya sudah besar dan itu lah pertandanya bahwa di situlah kuburan Raja Habeahan. Pemagaran ini juga berfungsi agar tidak ada yang bebas masuk dan bisa lebih terurus.

“Setelah saya berkunjung ke sana, saya melihat kurang terawat, jadi inilah yang sedang kami usahakan untuk membuatkan pagarnya. Apalagi bagi kita orang Batak, leluhur itu sangat dipedulikan. Itulah salah satu dasar kita membuat pagar ini,” kata Sabar Pasaribu saat dihubungi Analisadaily.com.

Ia juga menyampaikan, sesuai perencanaan, bila pemagaran sudah selesai ia belum fokus untuk melaksanakan acara adat. Tapi sebagai ucapan terima kasih kepada warga yang ada di wilayah itu akan dilakukan makan bersama.

“Akan tetapi, bila nantinya memiliki dana yang cukup, bukan tidak mungkin akan melakukan acara adat. Rencana awal ya kita hanya membuat makam bersama atau syukuran bersama pomparan Oppung Raja Habeahan,” sambungnya.

Sabar pun kemudian menjelaskan proses awal datangnya rencana ini. Kata dia, inilah untungnya jaman sekarang dengan adanya media sosial ini, karena melalui wadah ini ia membuat sebuah grup Facebook bernama Parsadaan Pomparan Habeahan Indonesia (PPHI).

Melalui media ini, diundang teman-teman beberapa bulan yang lalu dan sampai saat ini sudah beranggotakan lebih dari 700 orang. Jadi, setelah ada grup ini, ada teman dari Sibolga, Jonas Pasaribu, yang menggagas rencana ini pertama sekali.

“Jonas pertama memasukkan rencana ini ke grup Borbor, karena punguan atau kumpulan ini juga bagian dari Pasaribu. Tetapi kurang tepat di sana maka diarahkan ke grup Habeahan. Begitu dia posting gambar makam (tambak) itu, langsung merespon respon dan sangat banyak yang mendukung,” paparnya.

Kemudian, wacana ini semakin berkembang sehingga ada inisiatif untuk mengumpulkan dana. Beberapa hari kemudian, dibuatlah proposal dan disebarkan. Dana juga sudah masuk, ada dari Kalimantan, Papua dan masih banyak daerah lainnya.

“Lewat grup tersebut sudah terkumpul dana sepuluh juta rupiah, tanpa pernah tatap muka dan belum saling mengenal semuanya. Artinya ini hanya modal kepercayaan langsung dikirim ke rekening saya. Kita pun sangat bersyukur, dan berapa pun yang diberi, tidak masalah seikhlasnya saja,” tutur Sabar.

“Proposal sudah disebar ke beberapa daerah. Kita sangat berharap akan peran serta pomparannya agar mau menjadi koordinator di wilayah yang belum ada koordinatornya. Panitia juga sangat mengharapkan donasi dari pomparan Raja Habeahan, banyak maupun sedikit, sekalipun hanya ide dan saran demi terwujudnya kebaikan bersama,” ujarnya.

Ia menambahkan, anak Pasaribu ada tiga. Anak paling besar itu bernama Habeahan, yang kedua itu Bondar dan terakhir Gorat.

Di tempat berbeda Jonas Bernard Pasaribu menyampaikan, pertama sekali ia diajak untuk berjiarah ke makam Oppung Raja Habeahan. Ia pun merasa terkejuat dari awalnya belum mengetahui tentang hal itu.

“Lalu di bawa saya ke sana, dan ternyata kami dari keturunan Oppung itu belum banyak yang tahu. Jadi, pada saat itu timbul lah ide untuk membuat pagar itu. Rencana ini sudah ada dalam benak saya dua tahun lalu. Saya ajak lah yang lain dan dari sana saya banyak mengenal teman semarga saya,” kata Jonas.

Jonas juga mengatakan, rencana ini hanya masih sebatas pemagaran dan belum memikirkan tentang acara peresmian yang besar. Namun kata dia, melihat kedepannya lah apabila memungkinkan untuk membuat proses adat. Apalagi, menurut dia, kan tidak mudah mengadakan kegiatan yang besar begitu.

Hal senada disampaikan penggagas lainnya, Chan Moan Pasaribu. Saat ini, tim sedang bekerja untuk menggalang dana melalui organisasi-organisasi Pasaribu Habeahan dibeberapa daerah, termasuk di Sidikalang, Sibolga, Bandung, Bogor dan daerah-daerah lainnya.

Namun Chan berharap, rencana pembangunan ini dilakukan untuk memberikan semacam pemberitahuan kepada semua keturunan Pasaribu Habeahan, terutama generasi muda, agar mengetahui, bahwa di Sipultak, Kecamatan Pagaran, Tapanuli Utara, adalah asal Habeahan.

“Sudah banyak yang tidak tahu lagi dari mana asalnya, bahkan ada beberapa orang tuanya juga tidak tahu,” kata Chan.

Ia juga mengatakan, ada tiga anak Habeahan. Anak pertama Sunggu Raja, masih di Sipultak, tapi anak-anaknya, Oppu Ni Urat pergi ke Sibolga. Kemudian, anak kedua Paganalomak pergi merantau ke Samosir, Sianjurmula-mula. Anak ketiga Tunggul Mahulae, yang saat ini tinggal di Pahae, Tapanuli Utara, dan ada juga di Porsea.

“Tujuan lainnya adalah agar semuanya mengetahui bahwa asal mula Pasaribu Habeahan di Sipultak,” jelasnya.

Tidak hanya sebagai pelestarian budaya saja, langkah ini juga nantinya akan menjadi tempat wisata kebudayaan.

“Nanti rencananya di dalam pagar itu ada kita buat sebuah Gazebo atau tempat beristirahat. Supaya ini tidak anggap hanya sebagai makam, tapi sebagai lokasi rekreasi juga. Sekalian mengetahui tempat leluhur dan tempat yang nyaman untuk beristirahat. Memang, di sana selalu ada yang menjaga dan itu nantinya akan memberikan penjelasan-penjelasan tentang latarbelakang makam ini,” tambah Chan.

Pengiriman donasi dapat melalui nomor rekening 0336-01-104976-50-4 atas nama Sabar Pasaribu, Bank BRI, nomor telepon 0852 9673 2198 atau melalui 0765 4841 40, atas nama Jonas Bernard Pasaribu, nomor telepon 0813 6160 1804.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi