UMNO Nyatakan Komitmennya Mendukung PM Muhyiddin

UMNO Nyatakan Komitmennya Mendukung PM Muhyiddin
Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin (Reuters)

Analisadaily.com, Kuala Lumpur - UMNO sebagai partai terbesar dalam koalisi yang sedang berkuasa di Malaysia, tetap menyatakan dukungan kepada Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Komitmen ini tentu memberi angin segar kepada Muhyiddin yang sedang menghadapi seruan untuk mengundurkan diri pasca raja menolak rencananya memberlakukan keadaan darurat.

Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang awal bulan ini sempat mengancam akan menarik dukungan terhadap Muhyiddin, akhirnya memilih tetap berada dalam koalisi pemerintah berkuasa.

"UMNO tetap mendukungnya sehingga pemerintah dapat memfokuskan upaya untuk mengelola kebangkitan kembali setelah pandemi Covid-19," kata seorang sumber, dilansir dari Al Jazeera, Selasa (27/10).

Saat ini koalisi yang mendukung Muhyiddin Yassin hanya unggul tipis di parlemen. Alhasil dia kerap mendapat tekanan dari lawan politiknya.

Apalagi pemimpin oposisi, Anwar Ibrahim, awal bulan ini menyatakan bahwa dirinya memiliki dukungan yang cukup di parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.

Sementara di sisi lain, banyak warga Malaysia yang kesal terhadap cara pemerintah menangani pandemi Covid-19 sehingga mengakibatkan sebagian daerah kembali memberlakukan pembatasan sosial atau dikenal dengan istilah CMCO.

Daerah seperti Kuala Lumpur, Selangor dan Putrajaya harus memperpanjang CMCO selama dua pekan ke depan.

Untuk mengatasi masalah Covid-19, Muhyiddin mengusulkan kepada Raja Al-Sultan Abdullah agar memberlakukan keadaan darurat. Namun raja menolaknya.

"Saat ini Yang Mulia tidak perlu mengumumkan keadaan darurat di negara ini atau bagian mana pun dari Malaysia," bunyi pernyataan dari pihak istana, dilansir dari Strait Times.

Namun Raja Al-Sultan juga meminta anggota parlemen untuk menghentikan semua upaya politik dan tidak mengganggu kestabilan pemerintah yang ada.

"Anggota parlemen tidak perlu melanjutkan tindakan tidak bertanggung jawab yang dapat mengancam stabilitas pemerintah yang ada," ujar Raja Al-Sultan.

Untuk diketahui, keadaan darurat di Malaysia terakhir kali diumumkan 50 tahun lalu setelah terjadi kerusuhan ras di Kuala Lumpur yang menyebabkan banyak orang meninggal dunia.

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi