Lima Komponen SJ128 Dikirim ke AS dan Inggris

Lima Komponen SJ128 Dikirim ke AS dan Inggris
Petugas Indonesian Disaster Victim Identification (DVI) melihat puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182, di pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia, 12 Januari 2021. (Reuters/Willy Kurniawan/File Photo)

Analisadaily.com, Jakarta - Penyelidik kecelakaan udara Indonesia telah mengirim lima komponen pesawat Sriwijaya Air SJ128 yang jatuh ke Amerika Serikat dan Inggris untuk diperiksa, termasuk autothrottle yang mengontrol tenaga mesin secara otomatis.

Boeing Co 737-500 yang berusia 26 tahun jatuh ke Laut Jawa tak lama setelah lepas landas dari Jakarta pada 9 Januari, menewaskan 62 orang di dalamnya.

Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono mengatakan, komponen tersebut telah dikirim untuk diperiksa guna membantu mengetahui mengapa parameter autothrottle berubah. Dia tidak mengidentifikasi bagian lainnya.

Perekam data penerbangan (FDR) pesawat telah ditemukan dan dibaca oleh penyelidik, tetapi pencarian maritim sedang dilakukan untuk unit memori perekam suara (CVR) kokpit yang menurut Tjahjono akan membantu menjelaskan faktor manusia di balik kecelakaan itu.

“Kalau FDR kita hanya punya, kita tidak tahu kenapa parameternya diubah, apa alasannya. Kami membutuhkan konfirmasi dari komponen yang kami kirim ke AS dan Inggris serta CVR," kata Soerjanto tentang autothrottle dilansir dari Channel News Asia, Selasa (2/2).

KNKT mengatakan bulan lalu sedang menyelidiki apakah masalah dengan sistem autothrottle berkontribusi pada kecelakaan itu, mengingat masalah itu telah dilaporkan pada penerbangan beberapa hari sebelumnya.

Pesawat boleh terbang dengan sistem autothrottle yang tidak berfungsi karena pilot dapat mengontrolnya secara manual.

Kata Tjahjono, KNKT berencana untuk segera mengeluarkan laporan awal terkait kecelakaan itu, kemungkinan pada 9 Februari.

Wall Street Journal (WSJ) bulan lalu melaporkan data FDR menunjukkan sistem autothrottle tidak beroperasi dengan baik di salah satu mesin pesawat saat naik saat berangkat dari Jakarta.

Alih-alih mematikan sistem, FDR mengindikasikan pilot mencoba untuk membuat throttle yang macet berfungsi. Itu bisa menciptakan perbedaan tenaga yang signifikan antar mesin, membuat jet lebih sulit dikendalikan.

Tjahjono mengatakan, laporan WSJ tidak benar dan lebih banyak informasi akan diberikan dalam laporan awal KNKT.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi