Komantab Evakuasi Bangkai Penyu di Sambas

Komantab Evakuasi Bangkai Penyu di Sambas
Seerang petugas sedang mengevakuasi bangkai Penyu. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Sibolga - Komunitas Menjaga Pantai Barat mengevakuasi bangkai seekor Penyu yang terdampar di lokasi Pelabuhan yang dikelola swasta di Sambas, Kota Sibolga, Senin (10/5).

Evakuasi dilakukan dengan cara menenggelamkan bangkai ke dasar laut di ke dalaman sekitar 20 meter. Opsi menenggelamkan dilakukan, pasalnya kondisi bangkai sudah membusuk.

Prosedur penenggelaman dibantu Polairud, Aipda R Tanjung dan Bhabinkamtibmas Polres Sibolga, Aipda Hadi Sitanggang menggunakan kapal karet.

"Opsi mengubur dan membakar sudah tidak memungkinkan, selain bangkai sudah mudah rapuh, baunya akan mengganggu aktifitas warga karena lokasi untuk menguburkan bangkai melintasi pemukiman," kata anggota Komantab, Bastian Silalahi.

Bastian menuturkan, temuan Penyu itu berawal dari informasi warga sekitar. Diperkirakan, bangkai Penyu sudah di perairan itu selama beberapa hari sebelum akhirnya membusuk.

"Dari informasi itu, kita di Komunitas akhirnya mengambil langkah untuk mengevakuasi, sekaligus sebagai langkah penyadartahuan bahwa terhadap hewan dilindungi, yang dalam kondisi mati harus dilakukan tindakan tertentu, misalnya mengevakuasi dan menguburkan," tuturnya.

Belum diketahui penyebab matinya Penyu diprediksi berjenis Penyu Lekang berjenis kelamin jantan itu sepanjang 110 centimeter dengan bobot diperkirakan 60an kilogram itu. Namun, dari kondisi fisik terlihat bagian leher membengkak dan lebam.

"Kita tidak mau berspekulasi, karena penyebabnya bisa apa saja, terjerat jaring nelayan misalnya, makan plastik atau penyebab lainnya. Yang pasti, kita tentu menyayangkan temuan ini, karena ini bukan pertama kali kita temukan di perairan Sibolga, karena tahun 2020 kemarin, ada juga temuan kita bangkai Penyu di perairan ini," ujar Bastian.

Sementara, anggota Komantab lainnya, Rahman Maulana Harahap menambahkan, temuan Penyu mati diharapkan tidak terjadi lagi. Seluruh pihak diminta dapat bekerjasama meningkatkan kesadaran untuk sama-sama menjaga dan melindungi Penyu.

"Kalau ketemu, jangan diganggu mari biarkan dia kembali ke habitatnya, apalagi Teluk Tapian Nauli merupakan habitat Penyu dan terdapat 6 jenis Penyu di Teluk ini," terang Rahman.

Rahman menambahkan, temuan Penyu mati menguatkan asumsi, konflik manusia dengan hewan dilindungi itu terus terjadi. Karena itu dibutuhkan upaya-upaya untuk terus mendorong pencegahan dan perlindungan.

"Di Komantab, konservasi terhadap Penyu memang sedang kita lakukan. Dan, dalam waktu dekat, akan kita dirikan Kelompok kecil di perairan pantai Bandang di Kecamatan Kolang sebagai ujung tombak konservasi di perairan itu," tambahnya.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi