Inggris Terancam Kehilangan Satu Medali Olimpiade Tokyo Karena Doping

Inggris Terancam Kehilangan Satu Medali Olimpiade Tokyo Karena Doping
Tim atletik Inggris yang meraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 dari nomor 4x100 meter putra (Antara)

Analisadaily.com, London - Inggris Raya kemungkinan besar bakal kehilangan satu medali perak pada nomor estafet 4x100meter putra Olimpiade Tokyo 2020 setelah sampel B atlet Chijindu Ujah dinyatakan positif doping.

Pada bulan Agustus lalu, hasil uji sampel A dari sprinter berusia 27 tahun itu mengandung zat terlarang jenis ostarine dan S-23 yang membuatnya diskors untuk sementara waktu.

Kemudian Ujah meminta pengujian sampel B dan hasilnya tetap positif.

"ITA mengonfirmasi bahwa sesuai permintaan atlet, analisis sampel B dilakukan di laboratorium terakreditasi WADA di Tokyo pada 19 Agustus 2021 dan prosedur tersebut mengonfirmasi hasil sampel A," demikian pernyataan ITA, dilansir dari Antara, Rabu (15/9).

Dalam kasus ini, sesuai aturan Komite Anti-Doping Olimpiade Internasional (IOC) dan Peraturan Anti-Doping Atletik Dunia, atlet yang melakukan pelanggaran peraturan anti-doping secara otomatis didiskualifikasi.

"Kasus ini kemudian akan dirujuk ke Unit Integritas Atletik (World Athletics) untuk menindaklanjuti sanksi di luar Olimpiade Tokyo 2020," kata ITA.

Sebelumnya Ujah meraih medali perak pada nomor 4x100meter putra Olimpiade Tokyo bersama Zharnel Hugnes, Richard Kilty dan Nethaneel Mitchell-Blake.

Dengan adanya kasus tersebut, Kanada yang sebelumnya di posisi ketiga pada Olimpiade Tokyo secara otomatis bakal naik peringkat dan berhak atas medali perak.

Adapun China yang sebelumnya berada di urutan keempat akan mendapatkan medali perunggu.

Sebelumnya, Ujah telah mengeluarkan pernyataan, tepatnya setelah sampel A dinyatakan positif doping.

Dia mengaku terkejut dan menegaskan tidak melakukan kecurangan.

"Saya tidak pernah dan tidak akan pernah secara sadar menggunakan zat terlarang," kata Ujah.

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi