Pariwisata Kembali Menggeliat, Protokol Kesehatan Tetap Diperketat

Pariwisata Kembali Menggeliat, Protokol Kesehatan Tetap Diperketat
Pariwisata Kembali Menggeliat, Prokes Tetap Diperketat (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Penanganan Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan perbaikan. Di sejumlah daerah, level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga telah diturunkan.

Bersamaan dengan itu, sektor pariwisata bertahap akan mulai dibuka. Pemerintahpun meminta para pelaku pariwisata untuk bersiap, salah satunya dengan memastikan penerapan protokol kesehatan (Prokes) dilakukan dengan ketat.

Hal ini ditegaskan Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf Hengky Manurung dalam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Kamis (30/9).

“Riak-riak kebangkitan pariwisata muncul di tiga dan empat pekan ini sebagai imbas dari pelonggaran PPKM dan turunnya harga PCR, sehingga masyarakat bisa melakukan wisata yang aman dan terjangkau,” katanya.

Upaya meyakinkan masyarakat dalam berwisata dengan aman, di antaranya melalui penerapan aplikasi PeduliLindungi yang telah berjalan dengan baik. Selain itu, Hengky juga menekankan, pentingnya Prokes dan vaksinasi.

Kolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya perlindungan kesehatan, dikatakannya, juga menjadi kunci. Perlindungan ini adalah bagi pekerja pariwisata maupun wisatawan.

Masyarakat, menurut Hengky, sudah dapat melakukan wisata nyaman ke seluruh Indonesia. Namun terkait pembukaan bagi wisatawan mancanegara, dibutuhkan kebijakan bersama agar dapat memitigasi setiap risiko yang ada.

“Kita memerlukan gerak cepat dengan inovasi sistem yang ada. Seperti e-Visa, kepastian status vaksinasi, hasil PCR negatif, dan bahwa wisatawan asing ini memiliki asuransi,” ujarnya, “Kita juga tidak mau varian baru Covid-19 masuk ke Indonesia. Kita inginkan semua destinasi wisata itu aman dan nyaman bagi wisatawan,” sebutnya.

Pandemi memang memberikan pukulan berat pada industri wisata, khususnya bagi wilayah yang menjadikan sektor ini sebagai andalan devisa, seperti Bali.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa menuturkan, industri pariwisata di Pulau Dewata sangat terpengaruh dan timbul kontraksi ekonomi yang mengkhawatirkan. Bali, dikatakannya, kehilangan pemasukan devisa, pajak, omset UMKM, serta keterisian hotel sangat rendah.

Ia pun menyambut gembira penurunan Covid-19 di Jawa dan Bali dan berharap semua pihak dapat mengawal momentum baik tersebut agar tidak terjadi lagi lonjakan kasus.

“Bagi kami yang terpenting adalah trust building yaitu membangun kepercayaan wisatawan untuk datang. Kalau Bali sudah sehat dan hijau maka akan cepat pulihnya,” tegasnya.

Untuk itu, pihaknya selalu menerapkan CSHE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability), mengkampanyekan Prokes dan menerapkan standar operasional bagi setiap wisatawan yang mendarat ke Ngurah Rai guna mendapatkan jaminan keamanan dan kesehatan.

Putu juga memastikan pekerja wisata di Bali tervaksin lengkap. Penduduk sasaran vaksinasi di Bali secara umum, sekitar 77% telah mendapatkan vaksin lengkap dan ditargetkan mencapai 100% pada akhir Oktober.

“Di masa pandemi, kesehatan menjadi urusan utama. CSHE, Prokes dan vaksinasi harus dilakukan. Selain itu, kami juga menyiapkan rujukan fasyankes standar internasional serta buku panduan untuk wisatawan,” tuturnya.

“Jarum jatuh di Bali bisa terdengar hingga London. Jadi mengelola Bali harus selalu hati-hati,” tegas Putu.

Sekjen Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran (Alan) menuturkan, bulan September 2021, telah muncul sedikit perbaikan meski masih terkendala pembatasan mobilitas dan vaksinasi belum merata. Ia menyatakan selalu siap menerima pembukaan kegiatan.

“Pasti siap, karena kami selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima, termasuk dalam menjaga kesehatan, keamaman, kebersihan, di mana saat pandemi ditambahkan pedoman terkait Prokes,” tegas Alan.

Ia menegaskan, pihaknya selalu mengikuti program-program pemerintah dan melakukan sinergi dengan lembaga-lembaga terkait guna memastikan keamanan pengunjung. Di antaranya, melalui penerapan aplikasi PeduliLindungi dan vaksinasi pekerja hotel dan restoran. Untuk meminimalisir ada pelanggaran, PHRI juga melakukan konsolidasi rutin dan saling mengingatkan.

Pada kesempatan yang sama, Gemala Hanafiah sebagai traveller memberikan beberapa masukan agar dapat berwisata dengan aman dan sehat semasa pandemi, yaitu memastikan vaksinasi, mengecek peraturan yang ditetapkan oleh lokasi yang dituju, memiliki aplikasi PeduliLindungi, menyiapkan semua perlengkapan Prokes pribadi, serta menghindari wisata berkelompok dengan orang tidak dikenal.

Ia berharap, pariwisata segera pulih seiring dengan membaiknya situasi Covid-19 di tanah air.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi