BBM Sulit Dipengaruhi Perubahan Level PPKM

BBM Sulit Dipengaruhi Perubahan Level PPKM
Salah satu SPBU di Deliserdang kosong kehabisan BBM. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Lubukpakam - Polresta Deliserdang turun tangan mengecek penyebab warga kesulitan mendapat Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah hukum Polresta Deliserdang, seminggu belakangan ini.

Setelah pihak Satreskrim Polresta Deliserdang berkoordinasi dengan pihak Pertamina diketahui bahwa penyebab langkahnya BBM dikarenakan faktor perubahan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Jadi secara keseluruhan konsumsi atau permintaan BBM jenis gasoline (bensin) dan gasoil (solar) mengalami peningkatan pasca perubahan level PPKM," kata Kapolresta Deliserdang, Kombes Yemi Mandagi, Kamis (14/10).

Ia menganalogikan, mengapa adanya perubahan level PPKM berdampak pada sulitnya BBM didapat dikarenakan sebelumnya mobilitas masyarakat dibatasi. Sehingga secara otomatis mobilitasnya berkurang dan pasokan minyak juga dikurangi.

"Nah sekarang kan sudah ada di Kabupaten/kota PPKM level III, II dan di Deliserdang bahkan level I. Nah, dengan kejadian penurunan level terjadilah peningkatan mobilitas masyarakat," ujarnya.

Lebih lanjut menjelaskan, berdasarkan informasi yang mereka dapat dari pihak Pertamina, adapun rata-rata penyaluran harian BBM di Sumut hingga awal Oktober 2021, untuk gasoline (bensin) mencapai 5.048 Kilo Liter (KL), sedangkan gasoil (solar) sebanyak 3.624 KL.

"Jika dibandingkan periode sebelum PPKM turun level, konsumsi gasoline (bensin) naik lebih dari 9 persen dan gasoil (solar) mengalami peningkatan hingga 11 persen," jelasnya.

Ia pun mengakui, pihaknya sudah melakukan pengecekan kelangkaan BBM serta memberikan himbauan di empat tempat SPBU, yakni masing-masing di SPBU 14205164 PT. Minyak Mas Jalan Medan tempatnya samping Bank BRI, SPBU 142031142 Bandar Labuhan, Jalan Bandar Labuhan Tanjung Morawa, SPBU 14205170 SPBU, Jalan Patumbukan, Desa Jaharun, Kecamatan Galang dan SPBU 142031103, Jalan Medan-Batang Kuis, Desa Bintang Meriah, Kecamatan Batang Kuis.

"Kita memberikan himbauan kepada pihak SPBU atau pengawas SPBU agar BBM disalurkan dengan sebenar-benarnya ke pengendara dan tidak menjual, mengisikan kepada pembeli yang menggunakan jeriken yang mengakibatkan kericuhan dan kemacetan serta keributan," pungkasnya.

Pantauan di SPBU di Desa Bintang Meriah, Kecamatan Batangkuis, masyarakat dari berbagai daerah datang ke SPBU tersebut untuk membeli bahan bakar minyak jenis Pertalite dan Pertamax.

Mereka yang datang ke SPBU tersebut bukan hanya yang mengendarai sepeda motor dan mobil, namun juga masyarakat lain yang membawa jeriken hingga lokasi menjadi ramai.

Mereka rela antre dengan membawa jeriken demi mendapatkan BBM karena selama ini BBM jenis Pertalite dan Pertamax sulit didapat. Disamping itu, petugas yang melayani pembeli terbatas hanya 3 orang.

(KAH/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi