PPKM Level 3 Dibatalkan, Saham Kesehatan Turun

PPKM Level 3 Dibatalkan, Saham Kesehatan Turun
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/11/2021) (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Analisadaily.com, Medan - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada hari ini, Selasa (7/12). IHSG ditutup naik 0.85% di level 6.602,569. Kinerja IHSG membaik, tetapi tidak dibarengi dengan penguatan kinerja saham-saham farmasi dan rumah sakit.

Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin mengatakan, kabar dari pemerintah yang tidak akan memberlakukan PPKM Level 3 selama Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi kabar buruk bagi saham di sektor tersebut.

“Walau demikian, kabar dibatalkannya PPKM Level 3 tetap menjadi katalis positif bagi penguatan kinerja IHSG. Dunia usaha menyambut baik keputusan pemerintah terkait pembatalan PPKM itu sendiri. Dengan kebijakan itu, perlukan kita merubah kembali strategi investasi kita? Saya menilai merubah strategi investasi memang dibutuhkan, khususnya untuk jangka pendek,” kata Gunawan.

Gunawan menyampaikan, pemerintah menilai pembatalan kebijakan Nataru lebih dikarenakan oleh pengendalian Covid-19 yang cukup baik di Tanah Air. Sementara kekhawatiran akan varian Covid-19 terbaru bernama Omicron tetap ada.

“Meskipun tentunya kita berharap varian Covid19 terbaru tersebut tetap bisa dikendalikan di Tanah Air,” ujarnya.

Hanya saja, lanjutnya, pelaku pasar menilai apa yang dilakukan pemerintah saat ini menjadi gambaran bahwa pemerintah mampu mengendalikan Covid-19. Sehingga investor melirik saham-saham tertentu yang dinilai lebih baik kinerjanya di masa yang akan datang.

“Tetapi saya menilai ini merupakan strategi jangka pendek,” ucapnya.

Meskipun sejumlah ahli menyatakan kalau Omicron tidak lebih berbahaya dibandingkan dengan varian sebelumnya. Dan belum ditemukan adanya kematian akibat varian omicron tersebut. Akan tetapi kepastian Omicron tidak menyebabkan wabah baru di Tanah Air belum bisa dipastikan 100%.

“Tentunya kita berharap varian ini tidak mewabah di tanah air. Akan tetapi, kita perlu bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuknya. Jadi investor masih berpeluang menerapkan strategi yang berbeda dengan kondisi yang berbeda nantinya. Namun dalam jangka pendek kita memang perlu merubah strategi investasi,” terang Gunawan.

Untuk berinvestasi di saham, Gunawan menilai untuk saat ini IHSG akan berada di zona hijau dalam jangka pendek. Namun jika nantinya Omicron justru memicu kekhawatiran baru, ia menilai masih akan ada saham-saham pilihan di sektor kesehatan yang layak untuk dibeli. Meskipun kinerja IHSG nantinya tidak sebaik kinerjanya saat ini.

Sementara untuk investasi di komoditas emas, Gunawan menilai strateginya tidak berubah. Perlu mewaspadai kemungkinan kenaikan suku bunga acuan The FED, maupun kebijakan lain seperti tapering yang dilakukan Bank Sentral AS. Sementara itu, harga energi dunia yang masih dalam tekanan akibat kekuatiran melemahnya laju pertumbuhan ekonomi global tetap menjadi fokus saat ini.

“Sehingga saham sektor enerji masih akan berfluktuasi termasuk jug aharga komoditas energy pada umumnya. Sementara itu komoditas lainnya seperti sawit harganya juga masih wait and see. Menanti perkembangan baru terkait ekonomi global, kebijakan bank sentral hingga penanganan omicron di banyak negara,” tandasnya.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi