Massa Minta Pemerintah Putuskan Hubungan Diplomatik dengan India

Massa Minta Pemerintah Putuskan Hubungan Diplomatik dengan India
Peserta aksi membentangkan poster saat aksi di depan kantor Konsulat Jenderal India, Jumat (17/6) (Analisadaily/Christison Sondang Pane)

Analisadaily.com, Medan - Seratusan massa dari Aliansi Umat Islam Sumatera Utara melakukan unjuk rasa di depan kantor Konsulat Jenderal India di Jalan Sudirman, Kota Medan pada Jumat (17/6). Dalam aksinya, mereka menuntut supaya lembaga perwakilan India itu dikeluarkan dari Kota Medan dan memutuskan hubungan diplomatik.

"Politisi India telah berbuat rasis, karena menghina Nabi Muhammad SAW. Kita meminta agar mereka diusir dan tidak mengulangi tindakan rasisnya," kata salah satu orator massa, Rafdinal dari atas mobil komando.

Koordinator Lapangan, Irman Arif Gea, mendesak agar hubungan diplomatik dengan India dan perwakilan-perwakilan Indonesia di India segera ditarik.

"Kita harapkan pemerintah kita itu punya sikap yang tegas atas persoalan ini. Tidak hanya menyanyangkan, tapi harus tegas, putuskan hubungan diplomatik dengan India," tegas Irman di sela-sela aksi.

Peserta aksi lainnya, Ketua Mujahidin Kota Medan, Kholik Subrata, juga menyatakan hal serupa. Meminta supaya pemerintah Indonesia memutuskan huhungan diplomatik dengan India.

Ustad Heriansyah, mengatakan Indonesia sudah menyatakan sikap atas apa yang disampaikan oleh juru bicara Partai Berkuasa di India, Bharatiya Janata (BJP), Nupur Sharma. Namun langkah pemerintah terlalu lemah.

"Sikapnya terlalu lemah. Harusnya lebih keras, seperti sikap Kuwait yang langsung memutuskan hubungan dengan India dan menolak bahan-bahan yang berasal negara itu dihentikan. Demikian juga Qatar menyingkirkan produk India. Saudi Arabia, mengancam memulangkan semua imirgan-imigran India yang ada di sana," kata salah satu peserta aksi, Ustad Heriansyah.

Sebelumnya, dilansir dari CNN Indonesia, Nupur Sharma, juru bicara partai nasionalis Hindu pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, BJP, membuat pernyataan di televisi tentang istri termuda Nabi Muhammad pada 26 Mei lalu. Pernyataannya itu pun memicu demonstrasi di India.

Pernyataan Sharma juga memicu protes diplomatik tidak hanya dari saingan India, Pakistan, tetapi juga di negara-negara Arab kaya yang memiliki hubungan dekat dengan New Delhi. Di Bangladesh, pengunjuk rasa menuntut kecaman resmi dari Perdana Menteri Sheikh Hasina, sekutu dekat India.

Menanggapi kerusuhan itu, BJP akhirnya menangguhkan Sharma serta Naveen Kumar Jindal, tokoh lain di BJP yang dituduh sama-sama menghina Nabi Muhammad. Jindal disebut mengunggah pernyataan menghina Nabi di akun Twitternya.

(CSP/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi